Masa Depan Industri Mobil Listrik China, Hanya 1 dari 7 yang Bertahan pada 2030

Kamis 18-07-2024,07:00 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pada tahun 2030, industri mobil listrik China diprediksi akan mengalami penyusutan drastis, dengan hanya satu dari tujuh merek yang mampu bertahan dan menghasilkan keuntungan.

Analis memperkirakan bahwa dari 137 merek mobil listrik yang ada saat ini, hanya 19 merek yang akan mampu bertahan dan mencatatkan keuntungan.

Fenomena ini menjadi perhatian utama baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terutama di tengah kekhawatiran produsen mobil Barat akan harga kompetitif mobil listrik dari China.

Meskipun demikian, ada tekanan yang signifikan di dalam negeri China sendiri, dengan persaingan yang sangat ketat di antara merek-merek domestik.

BACA JUGA:Bacagub Sumsel Mawardi Yahya Terima Keluhan dan Janji Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Kabupaten Lahat

Analis dari Alixpartners memprediksi bahwa banyak merek akan tereliminasi dalam beberapa tahun ke depan, terutama karena perang harga yang brutal.

Fenomena ini sudah terlihat dari kasus WM Motor yang mengajukan kebangkrutan pada tahun 2023. Menurut Alixpartners, tren kebangkrutan ini akan terus berlanjut seiring dengan persaingan yang semakin memanas.

Menurut laporan dari Carscoops, Alixpartners mengungkapkan bahwa pasar mobil listrik di China saat ini didominasi oleh 137 merek. Namun, hanya 19 merek yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan pada tahun 2030.

Perang harga yang terjadi selama beberapa tahun terakhir telah memberikan tekanan besar pada produsen mobil listrik di China, menyebabkan prediksi kebangkrutan yang tinggi. Tidak ada tanda-tanda bahwa perang harga ini akan mereda dalam waktu dekat, mengingat persaingan yang semakin ketat.

BACA JUGA:Survei LSI Ungkap Ratu Dewa-Prima Salam Unggul 60 Persen dari Pasangan Lain pada Pilkada Palembang 2024

Harga yang kompetitif merupakan salah satu faktor utama yang menarik perhatian konsumen global terhadap mobil listrik China.

Namun, harga murah ini juga menjadi pedang bermata dua, karena menekan margin keuntungan produsen. Beberapa merek terpaksa menurunkan harga secara drastis untuk tetap kompetitif, yang pada akhirnya mengorbankan keberlanjutan bisnis mereka.

Menurut laporan Bloomberg, merek-merek yang tidak mampu menghasilkan keuntungan akan dipaksa keluar dari industri mobil listrik atau mengubah strategi mereka.

Merek-merek yang tidak mampu bersaing akan bangkrut atau beralih fokus pada segmen pasar yang lebih kecil. Di sisi lain, perusahaan besar seperti BYD dan Tesla diprediksi akan semakin menguatkan posisi mereka di pasar mobil listrik global.

BACA JUGA:Richard Cahyadi Kembali Diperiksa Penyidik Kejari Palembang Perkara Dugaan Korupsi Internet Desa di PMD Muba

Kategori :