Dalam catatan terkait, Google baru-baru ini menghadapi tantangan keamanan. Pada bulan April tahun ini, beberapa kantor perusahaan tersebut menyaksikan protes atas kontrak dengan Israel.
Beberapa karyawan Google di California dan New York memprotes perusahaan karena bekerja dengan pemerintah Israel. Karyawan tersebut memprotes Proyek Nimbus, sebuah kesepakatan komputasi awan antara Israel dan Google yang ditandatangani pada tahun 2021.
Protes tersebut diadakan di berbagai kantor Google, termasuk di New York dan California. Para demonstran adalah bagian dari gerakan No Tech for Apartheid, sebuah kelompok di dalam Google yang semakin vokal tentang keputusan bisnis perusahaan.
Protes meningkat ketika sekelompok karyawan menduduki kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian selama lebih dari delapan jam pada hari Selasa.
BACA JUGA: Skuad Muda Spanyol Hentikan Langkah Jerman Menuju Semifinal Euro 2024
Mereka menyiarkan duduk mereka secara langsung, menyatakan tuntutan mereka selama siaran langsung Twitch. Saat malam tiba, seorang pejabat perusahaan mendekati para pengunjuk rasa, memberi tahu mereka bahwa mereka telah ditempatkan pada cuti administratif dan diminta untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika karyawan tersebut menolak untuk pergi, polisi dipanggil ke tempat kejadian, dan karyawan tersebut ditangkap.*