PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Umat Hindu Sumatera Selatan menggelar Melaspas Putra-Putri Prajapati Setra Gandawangi Palembang. Selain itu, juga digelar ngaben massal untuk pertama kalinya di Kota Palembang.
Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sumatera Selatan I Gusti Bagus Surya Negara menjelaskan, melaspas pelinggih Pura Prajapati dan mensucikan bangunan pendukung di areal pemakaman Setra Gandawangi adalah upacara Dewa Yadnya, dengan cara menanamkan (mependem) lima unsur logam.
Kelima unsur logam atau panca datu yang dimaksud adalah emas, perak, perunggu, besi, dan permata.
“Untuk meresmikan sebuah Pura atau melaspas harus bersih lingkungan, lingkungan secara ritual. Dengan kata lain area pemakaman harus bersih, tidak ada lagi jenazah atau benda lain maka harus dilakukan pengabenan atau ngaben,” jelas I Gusti Bagus Surya Negara pada hari Selasa, 4 Juni 2024.
BACA JUGA:Dukung UMKM Kuliner Khas Sumatera Selatan, PALTV Mou Dengan Pindang Musi Rawas
I Gusti Bagus Surya Negara, Ketua PHDI Sumatera Selatan, Selasa (4/6/2024).-Ilham Wahyudi-PALTV
Ngaben atau pelebon, lanjut I Gusti Bagus Surya Negara, adalah upacara pembakaran jenazah atau yang disimbolkan jenazah dengan upacara Pitra Yadnya.
I Gusti Bagus Surya Negara kemudian menjelaskan upacara bertujuan untuk mensucikan roh orang-orang yang telah meninggal yang disebut Palatra. Setelah disucikan melalui upacara ngaben,roh-roh orang yang meninggal disebut Pitara.
“Ngaben massal termasuk ke sebuah upacara ngelungah, ngelangkir, dan ngerapuh. Upacara ikutan dari upacara melaspas pelinggih Pura Prajapati sehingga sekaligus dapat mengikut sertakan membantu umat yang kurang mampu di pelosok daerah di Sumatera Selatan, hingga mencapai peserta sebanyak 55 simbol jenazah,” ungkap Ketua PHDI Sumsel I Gusti Bagus Surya Negara.
Abu dari upacara ngaben, tutur I Gusti Bagus Surya Negara, diambil dan dimasukan ke dalam sebuah wadah yang telah disiapkan, kemudian dibawa lagi ke sungai dan dihanyutkan ke sungai,” kata I Gusti Bagus Surya Negara.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketiga upacara ini pada hakekatnya merupakan upaya meningkatkan kesucian diri menuju kehidupan yang bahagia, harmonis, damai, dan penuh kasih sayang.*