Burnout kerja tidak terjadi begitu saja, tetapi berangsur-angsur hingga Anda pun dapat merasakan gejalanya. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin buruk bila Anda tidak segera mengenali ciri-cirinya.
Umumnya burnout syndrome di tempat kerja dapat terlihat dari kondisi fisik, emosional, dan perilaku. Selengkapnya, simak penjelasan berikut:
Gejala Fisik
Penderita burnout kerja sering merasa kelelahan yang ditandai dengan fisik yang lemas, merasa buntu ketika menghadapi masalah pekerjaan, hingga sering kehabisan energi. Gejala fisik lainnya juga meliputi sering sakit, nyeri otot, sakit kepala, gangguan tidur, masalah pencernaan, dan nafsu makan menurun.
BACA JUGA:Tak Terduga, Keajaiban Minyak Sawit Merah untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Ekonomi
Gejala Emosional
Ciri-ciri burnout yang perlu diketahui selanjutnya adalah dari segi emosional. Seringkali penderita ini merasa terlalu banyak pekerjaan hingga membuat ia frustrasi dan stres. Akibatnya ia lebih memilih mengasingkan diri dari pekerjaan. Gejala emosional lain yang mungkin dialami antara lain:
- Merasa terjebak dalam pekerjaan dan tidak ada yang membantu.
- Gampang marah dan tersinggung.
- Selalu tidak puas dengan pekerjaan.
- Sering meragukan diri sendiri jika mengalami kegagalan.
- Hilangnya motivasi.
- Bersikap sinis dan berpikiran negatif.
BACA JUGA:6 Tanda Usus Sehat, Pentingnya Menjaga Keseimbangan dalam Tubuh
Gejala Perilaku
Dari segi perilaku, berikut gejala burnout kerja yang perlu Anda waspadai:
- Sering menunda pekerjaan hingga menurunkan produktivitas.
- Melakukan kekerasan sebagai pelampiasan stres.
- Sering konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
- Sulit konsentrasi dan tidak terarah dalam bekerja.
- Sering terlambat datang ke kantor.
- Makan berlebih karena stres.
- Dampak Burnout di Tempat Kerja
BACA JUGA: Merusak Kecantikan, Inilah Penyabab Mata Panda dan Cara Mengatasinya
Tidak hanya memengaruhi individu secara pribadi, burnout juga berdampak negatif pada tempat kerja. Di antaranya:
- Penurunan produktivitas dan kinerja.
- Peningkatan absensi dan peningkatan tingkat kecelakaan.
- Penurunan kepuasan kerja dan retensi karyawan.