Daimler Komersial Vicel Indonesia (DKVI) Meluncurkan Sasis Tronton Mercedes-Benz O500 RSD2445

Active Brake Assist 5 (ABA 5): Fitur ini memungkinkan kendaraan untuk mengerem secara otomatis jika mendeteksi adanya objek di depannya, membantu menghindari tabrakan.

Adaptive Cruise Control: Fitur ini bekerja bersama ABA 5 untuk menjaga jarak dan kecepatan kendaraan secara otomatis, cocok untuk digunakan di jalan tol.

BACA JUGA:Honda Freed Generasi Terbaru, Hadir dan Siap Menjamur di Indonesia: Ini Dia Reviewnya

Lane Departure Warning System: Fitur ini memastikan kendaraan tetap berada pada jalurnya dengan bantuan kamera dan sensor, memberikan peringatan jika kendaraan keluar dari jalurnya.

Electronic Stability Program (ESP): Fitur ini membantu pengemudi mempertahankan kontrol kendaraan saat manuver pada kecepatan tinggi atau di jalan licin.

Fitur Lingkungan

Selain fitur keselamatan, sasis O500 RSD2445 juga memperhatikan aspek lingkungan. Penggunaan pelek aluminium dari Alcoa dengan ukuran 22,5 inci plus profil ban 296/80 mm membantu mengurangi bobot dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sasis ini juga telah lolos standar emisi Euro 5 berkat teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) yang mengurangi emisi gas buang dengan menyemprotkan urea atau AdBlue ke gas buang.

BACA JUGA:Strategi Pemerintah Indonesia dalam Mendorong Mobil Listrik

Harga

Menarik untuk dicatat, sasis premium pertama di Indonesia dengan fitur keselamatan gabungan atau ADAS ini dijual dengan harga sekitar 2,265 miliar off the road. Harga ini mencerminkan kombinasi antara teknologi canggih, performa tinggi, dan fitur keselamatan yang lengkap.

Sasis Mercedes-Benz O500 RSD2445 merupakan inovasi terbaru dalam industri sasis tronton di Indonesia. Dengan kombinasi fitur berkendara, fitur keselamatan canggih, performa tinggi, dan perhatian terhadap lingkungan, sasis ini menjadi pilihan menarik bagi perusahaan transportasi yang mengutamakan kualitas dan efisiensi.

Meskipun dengan harga yang lumayan tinggi, fitur-fitur dan performa yang ditawarkan membuatnya layak untuk dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang dalam operasional transportasi.*