PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Ramadan tahun ini membawa tantangan yang sangat berat bagi warga Gaza, Palestina, yang terjebak dalam situasi perang yang berkelanjutan antara Israel dan Hamas.
Meskipun bulan suci Ramadan biasanya dirayakan dengan sukacita dan kerohanian, namun bagi warga Gaza, Ramadan tahun ini diwarnai dengan ketakutan, penderitaan, dan kesulitan yang luar biasa.
Pada Senin, 11 Maret 2024, saat umat Muslim di seluruh dunia bersiap-siap menyambut awal Ramadan dengan penuh kegembiraan, warga Gaza harus menghadapi kenyataan yang jauh dari meriah.
Suara gemuruh bom dan sirene ambulans yang tak henti-hentinya menggema di udara, mengiringi ibadah puasa mereka.
BACA JUGA:Kenali Lebih Dalam: Sistem dan Keuntungan Power Window pada Kendaraan Modern
Perang yang terus berlanjut antara Israel dan Hamas telah mematahkan semangat masyarakat Gaza dalam menyambut bulan Ramadan.
Banyak di antara mereka yang hidup dalam ketakutan setiap hari, tidak hanya karena ancaman bom yang datang silih berganti, tetapi juga karena kelaparan dan penyakit yang merajalela di tengah kekurangan pasokan makanan dan bantuan medis.
Bantuan kemanusiaan yang sulit dijangkau, terutama di wilayah utara Gaza, telah meningkatkan risiko krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Kesengsaraan Warga Gaza Menjalani Ibadah Puasa Di Tengah Perang Yang Berkecamuk--eye.on.palesti
Situasi yang sulit ini terlihat dari upaya PBB yang kesulitan mencapai wilayah utara Gaza untuk menyampaikan bantuan makanan dan kebutuhan dasar lainnya kepada penduduk yang membutuhkan.
BACA JUGA:Ada ‘Pintu Ka’bah dan Pintu Masjid Nabawi’ di Masjid Agung An-Nur Tanjung Senai Ogan Ilir
Keterbatasan ini telah menyebabkan warga Gaza terancam kelaparan, memaksa mereka untuk menjual barang-barang pribadi mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut laporan PBB yang merujuk pada data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai oleh Hamas.
Sudah ada 25 orang yang meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, kebanyakan di antaranya adalah anak-anak yang rentan.
Angka ini hanya merepresentasikan penderitaan yang melanda warga Gaza, di mana krisis kemanusiaan telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan.