Hal ini akan memberikan dampak positif. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa akibat integrasi kawasan ke dalam perdagangan dunia, risiko situasi keuangan dan risiko kesenjangan geopolitik yang besar di Asia semakin meningkat.
Mengingat risiko-risiko tersebut, Srinivasan menekankan pentingnya konsolidasi fiskal, pengawasan fiskal dan pemantauan risiko yang kuat, serta perlunya reformasi struktural untuk memperkuat stabilitas perekonomian regional. Ia juga menekankan pentingnya mempercepat transisi hijau, yang dianggap penting untuk pertumbuhan berkelanjutan.
BACA JUGA:Pengertian Surat Utang Negara (SBN), Jenis dan Manfaatnya.
Krishna Srinivasan, direktur IMF untuk Asia-Pasifik --Foto : youtube/@CNBC Indonesia
Ramalan Baru IMF soal Ekonomi 2024: AS-China-India, Eropa Nelangsa
Di antara negara-negara berkembang yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7), pertumbuhan di negara-negara Eropa masih lemah. Sementara Jepang dan Kanada diperkirakan akan lebih baik.
Perkiraan inflasi global IMF tetap tidak berubah pada 5,8% pada tahun 2024. Namun hal ini menyembunyikan perbedaan mencolok antara negara kaya dan miskin.Inflasi di negara-negara berkembang diperkirakan sebesar 2,6% pada tahun 2024, turun dari 0,4% pada bulan Oktober. Sementara itu, pertumbuhan tahunan di negara-negara berkembang dan berkembang diperkirakan mencapai 8,1%, meningkat sebesar 0,3 poin persentase.
Sebagian besar peningkatan ini disebabkan oleh permasalahan yang sedang berlangsung di Argentina. Perlu dicatat bahwa ketika krisis ekonomi terus berlanjut, harga konsumen Korea telah meningkat sebesar 200% pada tahun lalu.
BACA JUGA:Saham Blue Chip 2024: Pengertian, Karakteristik, dan Daftarnya
Ramalan Baru IMF soal Ekonomi 2024 --Foto : youtube/@METRO TV
Amerika Serikat dan Tiongkok
Faktanya, dua perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok, secara signifikan meningkatkan prospek pertumbuhan mereka pada tahun 2024, menunjukkan bahwa setidaknya penarikan diri dari IMF telah diputuskan lebih awal.
IMF kini memperkirakan perekonomian AS akan tumbuh sebesar 2,1% pada tahun 2023, turun dari perkiraan sebesar 2,5%. Ingat, ini adalah tahun pemilu di negara ini, dengan Presiden Joe Biden mencalonkan diri kembali.
Dilansir dari laman cnbcindonesia.com. "Hal ini terutama disebabkan oleh keseimbangan statistik hasil pertumbuhan tahun 2023, yang lebih kuat dari perkiraan." kata IMF.