PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Memanas! Rodrigo Duterte ancam akan menggulingkan penggantinya Ferdinand Marcos Jr. Karena Diduga telah mengancam demokrasi dan kestabilan politik di Filipina.
Politik di Filipina semakin memanas dengan adanya ancaman dari mantan Presiden Rodrigo Duterte kepada penggantinya, Ferdinand Marcos Jr. Duterte secara terang-terangan menuduh Marcos berencana untuk mengamandemen konstitusi demi mencabut batasan masa jabatan, bahkan mengancam akan menggulingkannya dari jabatan tersebut.
Dalam pidatonya pada Minggu malam, Duterte mengeluarkan tuduhan keras terhadap Marcos, menyebutnya sebagai ancaman terhadap demokrasi dan stabilitas politik Filipina.
Dia juga mengingatkan Marcos tentang nasib ayahnya yang digulingkan dari kekuasaan oleh rakyat pada masa lalu, menegaskan bahwa tindakan yang serupa bisa saja terjadi lagi.
BACA JUGA: Jenis SIM di Indonesia, Apakah Bisa Digunakan di Luar Negeri?
Tuduhan Duterte terhadap Marcos tidak hanya terbatas pada ranah politik, tetapi juga mencakup isu pribadi. Duterte bahkan menyebut Marcos sebagai pecandu narkoba, tanpa memberikan bukti konkret untuk mendukung tuduhan tersebut.
Dia menyoroti tuduhan bahwa Marcos menggunakan fentanyl, sebuah opioid kuat, mirip dengan obat yang pernah digunakan Duterte untuk meredakan rasa sakit akibat cedera tulang belakang.
Namun, Marcos menanggapinya dengan santai. Dia menertawakan tuduhan Duterte dan menolak memberikan tanggapan langsung.
Marcos bahkan mengklaim bahwa Duterte sendiri yang mengkonsumsi fentanyl, menghadapinya dengan sikap yang lebih terbuka dan menghindari terperangkap dalam perdebatan tanpa akhir.
Ketegangan politik antara Duterte dan Marcos tidak hanya bersifat retoris, tetapi juga tercermin dalam upaya mereka untuk mengamandemen konstitusi.
Duterte menuduh sejumlah anggota parlemen, termasuk Ketua DPR Martin Romualdez yang merupakan sepupu Marcos, telah menerima suap untuk mengamendemen konstitusi guna menguntungkan Marcos.
Namun, Romualdez membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa maksud dari amendemen konstitusi hanyalah untuk menghapus pembatasan investasi asing, bukan untuk memperpanjang masa jabatan presiden.
Masalah ini juga mencuat di Senat, di mana terdapat kekhawatiran bahwa rencana amendemen konstitusi ini dapat merusak peran pengawasan dan keseimbangan antar cabang pemerintahan.
BACA JUGA:Fantastis, BMW XM Di Atas Langit Masih Ada Langit: Mobil Listrik Mewah yang Tidak Biasa