BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Ciri-Ciri dan Dampak Narkoba: Edukasi Penting untuk Masyarakat
3. Polcodine
Polcodine merupakan obat batuk opioid atau narkotika yang bekerja secara terpusat menekan pusat batuk di otak.
Namun dia mengatakan obat tersebut kini diketahui memiliki efek samping yang lebih serius: anafilaksis, yang dapat menyebabkan kematian.
Saat ini, Polcodine, demikian sebutannya, merupakan obat penekan batuk opioid yang membantu pasien dan meredakan batuknya.
BACA JUGA:Bahaya Narkotika Golongan II: Ancaman Bagi Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan
Pholcodine, seperti yang dijelaskan dalam Drugbank, bertindak sebagai agen antitusif dengan efek samping obat penenang ringan.
Efek samping lain yang dapat terjadi dengan Pocoldin antara lain pusing, gangguan pencernaan, mual, dan sesak napas.
Obat batuk yang mengandung focodine tersedia di banyak negara, antara lain Inggris, Belgia, Finlandia, Norwegia, dan Selandia Baru.
Saat ini, di Amerika Serikat, polcodine merupakan obat resep yang sangat dikontrol seperti heroin, LSD, dan ekstasi.
BACA JUGA: Mengenal Virus Ebola: Pencegahan dan Langkah-langkah Untuk Melindungi Diri
Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memastikan sirup yang mengandung pholcodine tidak terdaftar di Indonesia.
4. Propiram
50 mg propiram memiliki 10% efek analgesik morfin, setara dengan 60 mg kodein dan 50 mg pentazocine. Bagi banyak pasien, propiram adalah pereda nyeri yang efektif mirip dengan obat lain seperti petidin.
Dosis biasa adalah 50 sampai 100 mg dan durasi kerjanya 3 sampai 6 jam. Propyram lebih kuat dan lebih efektif dibandingkan kodein, bertahan lebih lama dan mulai bekerja lebih cepat dibandingkan petidin.
BACA JUGA:Kasus Ebola Pernah Terdeteksi Lagi di Kongo, WHO Siapkan Penanganan!