PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kanker payudara adalah jenis tumor ganas yang berkembang di sel payudara. Kanker ini bisa tumbuh ketika ada pertumbuhan sel abnormal pada payudara.
Sel-sel ini membelah lebih cepat dari sel normal dan menumpuk, yang kemudian membentuk benjolan atau massa. Pada tahap yang lebih parah, sel-sel abnormal tersebut dapat menyebar ke organ tubuh lain melalui kelenjar getah bening.
Kanker payudara adalah penyakit dimana sel-sel payudara abnormal tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor. Jika tumor tidak diobati, maka dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian.
Sel kanker payudara dimulai di saluran payudara dan/atau lobulus penghasil susu. Bentuk sebelumnya (in situ) tidak mengancam jiwa.
BACA JUGA:Mengenal Ciri-Ciri Terjadinya Kanker Payudara
Sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara terdekat (invasi). Ini menciptakan tumor yang menyebabkan benjolan atau penebalan.
Kanker invasif dapat menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau organ lain (metastasis). Metastasis bisa berakibat fatal. Perawatan didasarkan pada orangnya, jenis kanker dan penyebarannya. Perawatan termasuk pembedahan, terapi radiasi, dan obat-obatan.
Ada 2 faktor penentu yang menjadikan gejala kanker meluas, simak baik-baik sebagai berikut:
Faktor apa yang dapat Anda kendalikan dalam penyebab penyakit kanker
BACA JUGA:Rumah Sakit Clemenceau Medical Center Dubai, Melawan Kanker Payudara dengan Pendekatan Multidisiplin
Faktor yang dapat dikendalikan mengacu pada faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Bacalah penjelasan di bawah ini untuk mengetahui apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker payudara.
1. Alkohol
Alkohol dapat merusak DNA sel, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker payudara. Ini karena tubuh mengubah alkohol menjadi senyawa yang disebut asetaldehida, yang merusak DNA sel. Alkohol juga dapat memperburuk stres.
Pada dasarnya alkohol merupakan senyawa kimia yang mengganggu fungsi dan aktivitas organ tubuh. Wanita yang rutin minum alkohol memiliki risiko 1,5 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan bukan peminum.