Di dalam klenteng, terdapat petilasan Kyai Djangkar yang menyimpan jangkar kapal Cheng Ho yang telah berusia 611 tahun. Jangkar tersebut dianggap keramat, dan banyak pengunjung yang datang untuk berziarah dan bersembahyang di tempat ini.
5. Makam Kyai Tumpeng
BACA JUGA:Penyuka Cerita Kerajaan Wajib Kunjungi Warisan Historis Kraton Jogja
Kyai Tumpeng, seorang juru masak di kapal Laksamana Cheng Ho, memiliki makam di sebelah petilasan Kyai Djangkar. Dikagumi atas jasanya, masyarakat sering datang untuk mendoakan makam Kyai Tumpeng, yang akrab dipanggil sebagai Mbah Tumpeng.
6. Pohon Rantai Berusia 611 Tahun
Selain keberadaan bangunan dan petilasan, Klenteng Sam Poo Kong juga dikelilingi oleh sebuah pohon rantai yang usianya mencapai 611 tahun. Meskipun jenis dan varietasnya kurang diketahui, pohon ini menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan sejarah klenteng.
7. Relief Pahatan dengan Tiga Bahasa
BACA JUGA:Malam Tahun Baru yang Unik: Alternatif Anti-Macet-Macetan
Bagian pahatan relief di klenteng menampilkan tulisan dalam tiga bahasa: Inggris, Mandarin, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan inskripsi tersebut, diketahui bahwa Laksamana Cheng Ho mengunjungi Semarang dua kali, pada tahun 1401 dan 1416 SM.
8. Wisata dan Tradisi di Klenteng
Klenteng Sam Poo Kong bukan hanya tempat sembahyang, tetapi juga destinasi wisata yang menarik. Selain berfoto di spot yang menawan, pengunjung dapat menyewa pakaian tradisional Tiongkok atau meramal nasib di masa depan.
Acara peringatan pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang pada tanggal 29 dan 30 bulan keenam penanggalan tahun Imlek juga menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan.