PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Nabi Musa yang Keluar dari Mesir sesuai dengan perintah Allah Ta'ala, (QS. As-Syu’ara, 26: 52).
Para penafsir menjelaskan bahwa Fir'aun mengirimkan pasukannya untuk mengejar Bani Israil dan Musa, jumlahnya mencapai 1,6 juta personel dan 100 ribu ekor kuda.
Fir'aun mengejar mereka hingga ke ufuk Timur, di mana kedua kelompok itu bertemu. Bani Israil, berada di tepi laut tanpa alternatif jalan lain, merasa putus asa.
Namun, Nabi Musa 'alaihis salam memberikan keyakinan kepada mereka bahwa dengan petunjuk dari Rabb mereka, mereka tidak akan tertangkap.
BACA JUGA:Alasan Cacat Janin, Apakah Boleh Calon Ibu Aborsi, Lalu Bagaimana Menurut Hukum Islam?
Nabi Musa 'alaihis salam, bersama dengan Harun 'alaihis salam, Yusa' bin Nun, dan beberapa keluarga Fir'aun yang beriman dalam pelariannya dari kejaran Firaun akhinya bertemu dengan gelombang lautan di depan mereka.
Dengan penuh keyakinan, Nabi Musa 'alaihis salam memukul lautan dengan tongkatnya, dan lautan terbelah seperti gunung yang besar. Akhirnya Musa dan Kaum Bani Israel berhasil melewati laut merah.
Fir'aun dan pasukannya pun tenggelam di laut merah saat dalam mengejar Musa dan Bani Israel, menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya yang sering lalai terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah (QS. Yunus, 10: 90–92).
Setelah selamat dari kejaran Firaun dan rombongan Firaun pun teggelam di laut merah, Bani Israil berjalan ke pantai Timur, namun menghadapi kesulitan mendapatkan air minum.
BACA JUGA:Umat Muslim Wajib Tahu! Ini Hukumnya Aborsi dalam Islam
Mereka meminta bantuan kepada Nabi Musa 'alaihis salam, dan Allah memerintahkan agar Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke batu, sehingga 12 mata air muncul untuk masing-masing suku Bani Israil.
Ketika matahari menyengat, mereka kembali meminta bantuan, dan Allah mengirimkan awan tebal untuk melindungi mereka.
Ketika persediaan mereka hampir habis, Bani Israil meminta Nabi Musa 'alaihissalam agar Allah menurunkan makanan.
Allah menjawab dengan menurunkan dua jenis makanan, yaitu Manna yang rasanya manis seperti madu dan Salwa, sejenis burung puyuh yang melimpah jumlahnya.
BACA JUGA:Pura Taman Ayun nan Eksotis di Bali, Sebuah Warisan Dunia yang Mempesona
Setelah mengingatkan Bani Israil akan banyaknya nikmat yang diberikan Allah, Nabi Musa 'alaihis salam memerintahkan mereka memasuki tanah suci yang dijanjikan yaitu Baitul Maqdis atau pada waktu itu dikenal dengan nama Kan’an (Palestina).
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ (٢٠) يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ (٢١)Dan (Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi–nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah, 2: 20-21)
Namun, respon mereka mengejutkan; mereka menolak dengan alasan bahwa tanah itu dihuni oleh orang-orang yang kuat.
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! 5 Perkara Ini Bisa Menyebabkan Doa Tidak Terkabul, Simak Penjelasanya
Meskipun Musa mengutus 12 orang untuk menyelidiki, laporan mereka menyebabkan ketakutan dan penolakan Bani Israil untuk memasuki tanah kan’an atau Palestina.
Karena, Kan’an pada waktu itu dikuasai oleh 12 Suku yang sangat kuat, benteng kotanya sangat kokoh penduduk Kan’an (palestina) berbadan besar dan sangat perkasa.
Bani Israil menolak dengan vulgar, tanpa rasa hormat kepada Musa, bahkan menyuruh Musa dan Tuhannya Musa saja yang berperang ke Palestina.
Kesulitan mental dan ketidakpercayaan pada pertolongan Allah membuat mereka ragu untuk berjuang. Meskipun telah diselamatkan dari Fir'aun, keimanan mereka belum cukup kuat untuk menghadapi tantangan berikutnya.
BACA JUGA:1.000 Anak Yatim di Palembang Mendo'akan Keselamatan dan Kemerdekaan Rakyat Palestina
Karena ketidakberanian kaum Bani Israil menyerang kota Kan’an, akhirnya kaum Bani Israil menetap di Gurun Sinai selama 40 tahun.
Dalam pemberitahuan tersebut, Nabi Musa diberi peringatan untuk tidak terlalu memperdulikan orang-orang yang tidak taat kepada Allah Ta’ala.
Selama bertahun-tahun, Nabi Musa, Nabi Harun, dan Bani Israil tinggal di Padang Tiih. Ketika saat ajal Nabi Harun ‘alaihis salam tiba, Nabi Musa ‘alaihis salam melanjutkan misi untuk membimbing Bani Israil untuk beberapa waktu lebih lama.
Setelah itu, Nabi Musa juga meninggal dunia setelah menyiapkan seorang muridnya, yaitu Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam, yang dijelaskan dalam hadits Nabi.
Yusya’ bin Nun kemudian menjadi pemimpin tentara Bani Israil dan melaksanakan wasiat Nabi Musa ‘alaihis salam untuk menaklukkan Baitul Maqdis.
Di bawah kepemimpinan Yusya Bin Nun, Kaum Bani Israil mampu menaklukan tanah Kan’an. Yusya bin Nun tetap berperan di tengah-tengah mereka, memberikan bimbingan, arahan, dan kepemimpinan hingga beliau meninggal dunia pada usia 127 tahun.
Waktu antara kematian Musa dan kematian Yusya adalah 27 tahun. Semoga berkah senantiasa mengalir bagi Yus bin Nun. Hanya Allah yang mengetahui dengan pasti.*