PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menyalahkan konflik yang memburuk dengan cepat di Timur Tengah karena kurangnya keadilan bagi rakyat Palestina, beberapa hari setelah kelompok militan Hamas melakukan serangan mematikan di wilayah Israel.
"Inti dari masalah ini terletak pada kenyataan bahwa keadilan tidak ditegakkan bagi rakyat Palestina," kata diplomat tertinggi Beijing dalam sebuah percakapan telepon dengan Celso Amorim, mantan menteri luar negeri Brasil yang kini menjadi penasihat khusus Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Sebuah pernyataan mengenai panggilan telepon tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi.
Panggilan tersebut dilakukan menjelang pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat untuk membahas perang antara Israel dan Hamas.
BACA JUGA:Saudi Arabia Mengutuk Israel Paksa 1,1 Juta Warga Palestina Mengungsi dari Gaza
Brasil adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan, namun memegang jabatan Presiden Dewan bulan ini.
Wang Yi mendesak semua pihak di Timur Tengah untuk menahan diri untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa PBB memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memainkan peran dalam isu Palestina dan bahwa Cina siap untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Brasil.
Di tengah-tengah serbuan dukungan untuk Israel dari negara-negara Barat setelah serangan akhir pekan oleh Hamas yang menewaskan lebih dari 1.300 orang,
Beijing mempertahankan posisi yang relatif netral, dengan menyesalkan jatuhnya korban sipil namun tidak mengutuk Hamas.
BACA JUGA:NASA Ambisi Kembangkan Project Olympus Bangun Rumah di Bulan Tahun 2040
Segera setelah serangan awal, Beijing menyerukan gencatan senjata segera dan menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara yang akan menciptakan tanah air Palestina yang merdeka.
Namun, ketika serangan udara Israel yang gencar di Gaza dan kemungkinan operasi darat untuk menghabisi Hamas, yang menguasai Gaza, didiskusikan, komentar Wang mengenai pandangan China terhadap akar penyebab masalah tersebut tampaknya mengeraskan pendiriannya.
Awal tahun ini, Cina mengambil kemungkinan untuk menjadi mediator antara Israel dan Palestina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan pada 21 Januari bahwa "konflik Palestina-Israel terulang kembali karena alasan-alasan mendasar: proses perdamaian Timur Tengah tidak berada di jalur yang benar, dasar bagi solusi dua negara terus-menerus dirusak dan resolusi-resolusi PBB yang relevan tidak dipatuhi.
BACA JUGA:Difteri Mewabah di Nigeria: Anak-Anak sebagai Korban Utama