BACA JUGA:Youtuber Balik Kampung ke Palembang, Intip Potret Ria Ricis Berjalan di Sekitaran Benteng Kuto Besak
Dia mencatat bahwa pada tahun 2022, terdapat 15 persen kasus pneumonia pada anak, terutama balita, di Sumatera Barat. Dia menekankan peran penting orangtua dalam menciptakan anak yang sehat secara fisik dan moral serta mempromosikan gaya hidup sehat.
Usai menjadi pembicara di IDAI, Dokter Hasto juga melakukan pembinaan Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sumatera Barat.
Dia menekankan pentingnya realisasi penyerapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (BOKB) untuk mendukung program penurunan stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, Fatmawati, menyoroti faktor penyebab stunting dalam keluarga. Menurutnya, korelasi sangat tinggi antara stunting dengan keluarga yang tidak memiliki jamban dan sumber air minum yang layak.
BACA JUGA:WHO Ingatkan Sebaran Penyakit Demam Berdarah Merebak ke Amerika dan Eropa
Dia juga berharap agar prevalensi stunting di Sumatera Barat turun pada tahun 2023, setelah mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, para ahli kesehatan, pemerintah, dan masyarakat harus terus bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak Indonesia tumbuh dengan sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik. (*)