BI Memberikan Insentif Kredit Perumahan 4 Persen untuk Bank

BI Memberikan Insentif Kredit Perumahan 4 Persen untuk Bank

BI Memberikan Insentif Kredit Perumahan 4 Persen untuk Bank--Sumberpoto: freepik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destri Damayanti, mengungkapkan bahwa pemberian Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) kepada sektor perbankan untuk kredit perumahan dilakukan karena perumahan adalah salah satu sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Destry menjelaskan bahwa sektor properti menjadi tulang punggung ekonomi, dan ketika ekonomi mulai pulih, sektor properti adalah yang pertama tumbuh dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sektor ini juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain, termasuk penciptaan lapangan kerja.

"Jadi, kami masih melihat potensi pertumbuhan besar di sektor properti ini, sehingga kami memberikan insentif," ujarnya dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM): Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan di Hotel Four Seasons, Jakarta, pada Rabu (4/10/2023).

BACA JUGA:Mengenal Penyebab Siklus dan Volume Menstruasi Tidak Normal Serta Bahaya Yang Mengancam.

Bank Indonesia (BI) mengamati bahwa kinerja sektor properti di China saat ini sedang menurun akibat tekanan global, tetapi Indonesia mampu untuk melakukan ekspansi, seperti yang tercermin dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencapai angka 10 persen per Agustus 2022. Capaian ini meningkat dari posisi akhir tahun 2022 yang hanya tumbuh sebesar 8,17 persen.

Selanjutnya, Destry menjelaskan bahwa saat ini pangsa pasar tipe rumah menengah (tipe 21-70) menjadi incaran di Indonesia, meskipun kontribusi terbesar masih berasal dari rumah dengan tipe di atas 70.

"Ternyata sekarang, sekitar 70 persen dari penduduk Indonesia adalah generasi Y dan Z yang masih muda. Kelompok-kelompok ini lebih tertarik pada tipe rumah 21-70 dengan harga sekitar Rp500 juta," lanjutnya.

Hal ini juga sejalan dengan survei yang dilakukan oleh Real Estate Indonesia (REI), di mana kredit konsumsi untuk kelompok muda tersebut tumbuh sebesar 17,18 persen, sementara tren kredit konsumsi pada generasi lainnya menurun.

BACA JUGA:Pentingnya Peduli Kesehatan mental! Ini Kabar Terbaru Para Artis Indonesia Yang Mengidap Bipolar

Destry menjelaskan bahwa hal ini sangat masuk akal karena kelompok ini memiliki pendapatan yang akan datang di masa depan. "Peluang pertumbuhan sektor perumahan ini akan semakin besar. Kita harus memperhatikan perilaku anak muda saat ini," tambahnya.

Selain itu, bagi bank-bank yang memberikan kredit perumahan, mereka akan mendapatkan pengurangan dalam jumlah giro yang harus disimpan di Bank Indonesia, hingga 4 persen, sebagai bagian dari pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam mata uang rupiah.

Dengan demikian, likuiditas bank akan semakin kuat. BI memproyeksikan bahwa setidaknya Rp47,9 triliun akan masuk ke dalam likuiditas bank.

Selain dari sisi BI, pemerintah juga mendukung sektor perumahan dengan menerbitkan pembiayaan kreatif melalui EBA-SP SMF-BTN08 senilai Rp600 miliar dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). EBA-SP SMF-BTN08 merupakan hasil transaksi sekuritisasi aset KPR senilai Rp600 miliar milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Penerbitan EBA-SP SMF-BTN08 ini telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 September 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumber : bi.go.id