Petani Komoditas Karet di OKI Keluhkan Harga Karet Anjlok Rp8.000 Per Kilogram
Petani Karet di kawasan Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI keluhkan harga karet anjlok hingga Rp8.000 per kilogram, Rabu (23/8/2023).-Novan Wijaya-PALTV
OGAN KOMERING ILIR, PALTV.CO.ID - Sebagai salah satu bahan berbagai aplikasi di dalam industri, karet merupakan salah satu komoditas sangat penting.
Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat banyak perkebunan karet, termasuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Meski usaha perkebunan karet ini cukup menjanjikan, namun di satu sisi harga karet yang sering kali fluktuaktif dan sangat berdampak bagi para petani komoditi ini.
Selain disebabkan berbagai faktor seperti permintaan global dan kebijakan sirkulasi perdagangan oleh Pemerintah, turunnya harga karet juga bisa karena perubahan cuaca.
BACA JUGA:Polres Muba Gelar Apel Konsolidasi Satpam dalam Menyambut Pemilu 2024
Seperti halnya yang dialami oleh sejumlah Petani Karet di kawasan Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI beberapa pekan terakhir.
Harga karet di OKI semula stabil di harga Rp10.000 sampai Rp12.000 per kilogram, kini turun di harga Rp9.000 per kilogram bahkan ada yang anjlok hingga Rp8.000 per kilogram.
"Parah, harga karet saat ini terus turun gak satu kali. Awal-awal masih di harga Rp 10.000 per kilogram turun ke Rp9.200 dan kadang Rp9.000. Ujung-ujungnya sekarang malah turun Rp8.000 per kilogramnya. Pastilah pendapatan kita sebagai Petani Karet ikut menurun," kata Ahmad, salah satu Petani Karet pada hari Rabu, 23 Agustus 2023.
Selain terdampak turunnya harga karet, tambah Ahmad, sejak dua bulan terakhir Petani kini juga harus merasakan dampak dari musim kemarau, yang menyebabkan produksi atau proses panen pun ikut berkurang.
BACA JUGA:613 PPPK Guru di OKU Selatan Resmi Dilantik Bupati Popo Ali Martopo
BACA JUGA:Ombudsman Temukan Dugaan 4 SMA Negeri di Palembang Perjual Belikan 'Bangku Siluman'
Para Petani Karet di Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI berharap agar ada solusi untuk masalah turunnya harga komoditas karet, Rabu (23/8/2023).-Novan Wijaya-PALTV
"Biasanya 1 hektar kebun karet bisa menghasilkan 1 kwintal getah karet, kini cuma 70-80 kilogram saja. Penyebabnya ya kering, daun rontok terpaksa harus disadap (panen) lebih awal dengan kondisi getah karet yang muda dan tidak terlalu banyak. Parahnya lagi malah harga ikut-ikutan turun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: paltv