Susah Membuang Berat Badan! Coba Makan Dengan Rentang Waktu Yang Agak Panjang
Pola diet dengan inttermiten fasting yakni mengatur jarak makan. Memungkinkan pencernaan akan memakan lemak penyebab kegemukan.--instagram.com/@hannadietdiary
PALEMBANG, PALTV.CO.ID,-Puasa berjarak waktu, atau yang lebih dikenal sebagai intermittent fasting (IF), adalah pola makan yang melibatkan pergantian antara periode makan dan Puasa. Puasa berjarak ini artinya waktu makan dilakukan pada 6 jam pertama, kemudian selama 8 sampai 10 jam berpuasa. Namun, tidak dilarang untuk minum air putih.
Ini dilakukan secara terus menerus. Tinggal dipilih waktunya, mau terus makan 6 jam di pagi hari lalu siang sampai malamnya puasa, atau sebaliknya. Yang pentin, pada jadwal makan kita harus makan, dan pada waktu puasa kita memang tidak boleh makan.
Pembatasan waktu makan ini penting, agar kalori yang kita makan sebelumnya dapat dicerna dengan baik oleh sistim pencernaan. Selain itu, jika kondisi perut kosong maka sistim dengan sendirinya akan menghancurkan lemak-lemak yang ada di dalam perut, sehingga memungkinkan lemak di tubuh akan berkurang.
Berikut adalah beberapa manfaat puasa berjarak waktu:
BACA JUGA:Hijrah Kaum Milenial: Dari Tren Menuju Substansi
BACA JUGA:Surya Paloh Mengungkap Jokowi Menanyakan Siapa Calon Wakil Presiden Anies
1. Pengurangan Berat Badan: Salah satu manfaat utama puasa berjarak waktu adalah membantu mengurangi Berat Badan. Dengan membatasi periode makan, Anda cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalori secara alami, sehingga menciptakan defisit kalori yang dapat menyebabkan penurunan Berat Badan.
Meningkatkan Sensitivitas Insulin: Puasa berjarak waktu telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin, yang dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan meningkatkan kontrol gula darah.
Pemulihan Seluler dan Autophagy: Selama periode puasa, tubuh memulai proses autophagy, di mana sel-sel membersihkan komponen yang rusak dan meregenerasi diri. Proses pemulihan seluler ini dapat memiliki efek positif pada umur panjang dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan penuaan.
Kesehatan Jantung: Puasa berjarak waktu dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi faktor risiko seperti tekanan darah, kadar kolesterol, dan peradangan.
BACA JUGA:Ringkasan Bab 16 Buku Psychology of Money : Anda dan Saya
BACA JUGA:Bunga Senduduk yang Memiliki Khasiat dan Banyak Manfaat Bagi Kesehatan
Kesehatan Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa berjarak waktu dapat memiliki efek neuroprotektif dan mendukung kesehatan otak. Puasa dapat merangsang produksi faktor pertumbuhan saraf (BDNF) yang penting untuk fungsi kognitif dan kesejahteraan mental.
Regulasi Hormon: Puasa berjarak waktu dapat mempengaruhi tingkat hormon, seperti peningkatan kadar norepinefrin dan hormon pertumbuhan manusia (HGH). Perubahan hormonal ini dapat membantu dalam pembakaran lemak dan pemeliharaan otot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber