Produsen Mobil Jepang Terancam Mundur dari Thailand, Mobil Listrik Cina Mendominasi

Produsen Mobil Jepang Terancam Mundur dari Thailand, Mobil Listrik Cina Mendominasi

Produsen Mobil Jepang Terancam Mundur dari Thailand, Mobil Listrik Cina Mendominasi--ilustrasi pribadi

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Asia Nikkei, serbuan mobil listrik asal Cina di Thailand terjadi secara masif dalam dua tahun terakhir.

Pemerintah Thailand sendiri memberikan berbagai insentif untuk menarik produsen mobil listrik.

BACA JUGA:Mendorong Inovasi! Kemenkumham Sumsel Kembangkan Kekayaan Intelektual Produk Unggulan Ogan Ilir

BACA JUGA:Persiapan Matang! Kemenkumham Sumsel Gelar Gladi Bersih Jelang SKD CPNS 2024

termasuk pembebasan tarif impor melalui Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina dan subsidi sebesar 150 ribu baht per unit mobil listrik yang dijual.

Subsidi ini setara dengan sekitar Rp 69 juta per unit, sebuah angka yang cukup menarik bagi konsumen lokal.

Namun, langkah ini justru menciptakan kelebihan pasokan kendaraan listrik di pasar Thailand.


Dominasi mobil listrik dari Negeri Tirai Bambu di pasar Thailand --ilustrasi pribadi

Menurut data dari Departemen Cukai Thailand, sejak tahun 2022, sebanyak 185.029 unit mobil listrik impor masuk dari Cina.

BACA JUGA:Jigra, Kisah Haru Seorang Kakak yang Rela Berkorban untuk Adiknya

BACA JUGA: Lebih dari Sekadar Mobil, Mengapa Modifikasi JDM Begitu Populer?

Namun, hanya 86.043 unit yang berhasil terjual dan teregistrasi. Artinya, ada lebih dari 90 ribu unit kendaraan listrik yang menumpuk di gudang dealer tanpa pembeli.

Krisda Utamote, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Listrik Thailand, menyebutkan bahwa stok kendaraan listrik yang melimpah ini memaksa produsen mobil listrik Cina untuk menerapkan strategi perang harga demi menghabiskan persediaan.

Salah satu produsen yang paling agresif dalam perang harga adalah BYD, yang memangkas harga model Atto sebanyak 340 ribu baht atau sekitar Rp 150 juta, setara dengan diskon 37 persen dari harga awal.

Langkah ini kemudian diikuti oleh produsen lain seperti Neta, yang juga menurunkan harga model V-II sebesar 50 ribu baht atau sekitar Rp 22 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber