Tidak Konsisten Dalam Konflik Timur Tengah! Amerika Serikat Kecam Israel Tapi Malah Kirim Pasukan
kekhawatiran serius atas memburuknya situasi di Gaza--Foto : said.m.jaras
BACA JUGA:Israel Paksa Ribuan Warga Gaza Mengungsi Dari Khan Younis Setelah Serangan ke Sekolah
Pengiriman bom dan senjata tetap berlanjut, meskipun serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon terus meningkat. Sanksi yang seharusnya dijatuhkan tampaknya hanya menjadi retorika, sementara dukungan militer tetap berjalan tanpa hambatan.
Brian Finucane, mantan penasihat hukum Departemen Luar Negeri AS, menyebutkan bahwa ancaman ini mungkin lebih serius kali ini, mengingat situasi di Gaza yang semakin memburuk. Namun, ia juga mencatat bahwa ada keraguan besar apakah pemerintahan Biden benar-benar akan menegakkan sanksi tersebut, mengingat tenggat waktu 30 hari berakhir setelah pemilu presiden AS.
Ketegangan dengan Iran
Selain berurusan dengan Israel, AS juga menghadapi ketegangan dengan Iran, terutama terkait pengerahan THAAD. Iran memperingatkan bahwa dengan menempatkan pasukan Amerika di wilayah konflik, Washington sebenarnya menempatkan nyawa tentaranya dalam bahaya.
Iran menyatakan bahwa mereka tidak akan ragu untuk membela kepentingan nasionalnya jika AS terus meningkatkan keterlibatannya di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Perang Israel dan Gaza, Derita Anak-Anak Yang Tak Kunjung Usai
BACA JUGA:Israel Terus Gempur Tepi Barat dan Gaza, Komandan Hamas Terbunuh
Pernyataan dari pejabat tinggi Iran menunjukkan bahwa situasi bisa dengan cepat berubah menjadi lebih serius, terutama jika Israel melanjutkan serangan terhadap Iran.
Dalam konteks ini, keterlibatan AS semakin memicu potensi konflik regional yang lebih besar, yang akan melibatkan lebih banyak pihak.
Kebijakan AS dalam konflik Israel-Palestina tampak semakin tidak konsisten. Di satu sisi, Washington menuntut agar Israel memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza, tetapi di sisi lain, AS meningkatkan keterlibatan militernya dengan mengirim sistem anti-rudal dan pasukan ke Israel. Ancaman sanksi yang dilontarkan tampak lebih sebagai upaya diplomasi semu, sementara dukungan militer yang nyata terus berlanjut.
Pertanyaan utama yang muncul adalah: apakah AS benar-benar ingin mengakhiri konflik ini atau justru terus memperpanjangnya dengan kebijakan yang ambigu dan sering kali bertentangan? Jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan bagaimana konflik di Timur Tengah akan berkembang di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber