Mengungkap Teror di Balik The Deliverance, Film Horor Supernatural dari Kisah Nyata

Mengungkap Teror di Balik The Deliverance, Film Horor Supernatural dari Kisah Nyata

Deliverance adalah film horor supernatural terbaru yang disutradarai oleh Lee Daniels, seorang pembuat film terkenal yang sebelumnya menyutradarai karya-karya seperti Precious dan The United States vs. Billie Holiday.--Foto : Ig netflixfilm

PALTV.CO.ID- Deliverance adalah film horor supernatural terbaru yang disutradarai oleh Lee Daniels,

Seorang pembuat film terkenal yang sebelumnya menyutradarai karya-karya seperti Precious dan The United States vs. Billie Holiday.

Film ini mengisahkan perjuangan sebuah keluarga yang diteror oleh kekuatan jahat setelah mereka pindah ke sebuah rumah baru.

Film ini didasarkan pada kisah nyata Latoya Ammons dan keluarganya, yang mengklaim menjadi korban aktivitas paranormal selama lebih dari dua tahun.

BACA JUGA:Deretan Bot Kencan Telegram

BACA JUGA: Ngakak! Ternyata Begini Cara Bikin Mesin Mobil Tahan Banting

Kasus mereka tidak hanya menarik perhatian media, tetapi juga diinvestigasi oleh pihak berwenang di Amerika Serikat pada tahun 2014.

Seorang ibu tunggal yang berharap memulai hidup baru dengan memindahkan keluarganya ke sebuah rumah yang tampaknya menjanjikan masa depan yang lebih baik.

Namun, tak lama setelah mereka pindah, keluarga Jackson mulai mengalami serangkaian kejadian aneh yang menakutkan.

Rumah yang awalnya menjadi simbol harapan dan awal baru malah berubah menjadi tempat penuh teror.


Film ini mengisahkan perjuangan sebuah keluarga yang diteror oleh kekuatan jahat setelah mereka pindah ke sebuah rumah baru.--Foto : Ig netflixfilm

Ebony segera menyadari bahwa rumah tersebut bukanlah rumah biasa, melainkan tempat di mana dunia manusia dan alam gaib berpotongan.

Seiring berjalannya waktu, gangguan-gangguan supernatural yang menghantui keluarga Jackson semakin memburuk, dan anak-anak Ebony mulai menunjukkan tanda-tanda kerasukan.

Ebony pun merasa putus asa dan berusaha mencari pertolongan, bahkan menghubungi layanan perlindungan anak (Child Protective Services).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber