Tantangan Pasar dan Persepsi Masyarakat Terhadap Mobil Listrik Bekas

Tantangan Pasar dan Persepsi Masyarakat Terhadap Mobil Listrik Bekas

Tantangan Pasar dan Persepsi Masyarakat Terhadap Mobil Listrik Bekas--Istimewa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Di tengah maraknya kampanye penggunaan kendaraan ramah lingkungan, realitas pasar mobil listrik bekas di Indonesia masih menghadapi tantangan besar.

Para pedagang di Bursa Mobil WTC Mangga Dua mengungkapkan bahwa penjualan mobil listrik bekas tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini kontras dengan penjualan mobil berbahan bakar fosil yang masih lebih diminati oleh konsumen. Salah satu alasan utama yang membuat masyarakat ragu membeli mobil listrik bekas adalah kekhawatiran terhadap kondisi baterai.

Sejumlah mobil listrik Wuling Air EV terlihat parkir rapi di showroom, menunggu pembeli yang berminat. Namun, menurut Insan, seorang pedagang di bursa tersebut, harga baterai mobil listrik yang sangat mahal menjadi faktor utama mengapa banyak orang masih enggan membeli mobil listrik bekas.

“Harga baterainya bisa mencapai lebih dari setengah harga mobil itu sendiri. Ini membuat masyarakat berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk membeli,” ujar Insan.

BACA JUGA:Bimtek Implementasi Sertifikat Elektronik SPPT-TI Diikuti Operator SDP UPT Pemasyarakatan Kemenkumham Sumsel

Selain harga baterai, kondisi lalu lintas di Indonesia yang cenderung macet juga mempengaruhi keputusan konsumen. Banyak yang khawatir baterai mobil akan habis di tengah perjalanan, terutama dalam kondisi kemacetan parah yang sering terjadi di kota-kota besar.

"Di negara asalnya, mungkin lalu lintas lebih lancar, tapi di sini macet. Itu membuat baterai sulit diprediksi dayanya, sehingga orang takut baterainya habis di tengah jalan," tambah Insan.

Jerry, seorang pedagang lain di tempat yang sama, menyebutkan bahwa meskipun ada garansi baterai selama 8 tahun dari pabrikan, kekhawatiran masyarakat terhadap harga baterai tetap menjadi kendala.

“Memang ada garansi 8 tahun, tapi tetap saja harga baterainya mahal. Itu menjadi salah satu alasan mengapa minat terhadap mobil listrik bekas rendah,” kata Jerry.

BACA JUGA:Sempat Kirim Pesan Banpol, Personel Polsek Ilir Barat II Gercep Gagalkan Aksi Bunuh Diri IRT di Musi VI

Kedua pedagang tersebut juga mengakui bahwa mereka tidak mengganti baterai mobil listrik bekas yang mereka jual. Mereka menjualnya dalam kondisi apa adanya seperti saat mereka membelinya.

“Baterainya masih bawaan pabrik, tidak mungkin kami ganti. Kalau kami ganti, kami pasti rugi, karena harganya sangat mahal,” kata Insan.

Jerry juga menambahkan bahwa baterai yang ada masih dalam kondisi bagus dan garansi dari pabrikan masih berlaku, sehingga tidak ada alasan untuk menggantinya.

Meskipun ada tantangan, Jerry menolak anggapan bahwa harga jual mobil listrik bekas mengalami penurunan drastis. Ia menjelaskan bahwa harga mobil listrik bekas masih berada pada level yang wajar, tidak jauh berbeda dari harga barunya. “Harga jual tergantung kondisi mobilnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber