Mercedes-Benz Belum Menggunakan Baja Lokal, Ini Alasan Dibaliknya
Mercedes-Benz Belum Menggunakan Baja Lokal, Ini Alasan Dibaliknya--Foto : pixabay.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Produsen mobil ternama asal Jerman, Mercedes-Benz, hingga saat ini masih mengandalkan baja impor untuk memasarkan produknya di Indonesia.
Kepala Pemasaran Komunikasi dan Hubungan Masyarakat PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menjelaskan bahwa produk yang dipasarkan saat ini masih dalam bentuk impor utuh atau completely built up (CBU), dan sebagian dalam bentuk semi knocked-down (SKD). Keputusan ini didasari oleh berbagai pertimbangan, termasuk timeline bisnis dan produk.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa skema pemasaran produk ini dapat berubah di masa depan. "Saat ini belum ada rencana untuk menggunakan baja lokal. Namun, skema CBU maupun SKD mungkin saja akan berubah di masa mendatang," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (27/5/2024).
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produksi mobil Mercedes-Benz pada April 2024 mencapai 136 unit, turun 38,7% dari 222 unit pada April 2023. Selama periode Januari-April 2024, produksi tercatat sebanyak 927 unit, turun 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1.005 unit.
BACA JUGA:Mobil Mercedes Benz GLS Class Hadir Dalam berbagai Varian dan Warna, Harga Mobil Terjangkau
Mercedes-Benz merakit beberapa produknya secara lokal melalui PT Mercedes-Benz Indonesia. Beberapa model yang dirakit di dalam negeri antara lain C 200 AVA Line (W206), A 200, AMG A 35 4Matic (V177), S 450, dan C 300 AMG Line (W206). Fasilitas manufaktur yang digunakan untuk merakit mobil-mobil ini terletak di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.
Fasilitas ini juga akan digunakan untuk memproduksi mobil Great Wall Motors (GWM) setelah akuisisi oleh Inchcape Plc. yang bekerjasama dengan PT Indomobil Sukses International Tbk. (IMAS).
Sebelumnya, President Director Inchcape Indonesia, Khoo Shao Tze, menjelaskan bahwa pabrik Mercedes-Benz di Wanaherang kini menjadi fasilitas produksi Inchcape setelah akuisisi bersama Indomobil.
Kepemilikan Mercedes-Benz Indonesia oleh Mercedes-Benz AG telah dialihkan kepada Inchcape dan Indomobil. Inchcape memegang 70% saham, sedangkan sisanya, 30%, dimiliki oleh Indomobil. “Kami tidak dapat memiliki bisnis yang mempengaruhi bisnis yang sudah ada di sini,” kata Khoo saat ditemui Bisnis di Jakarta pada November 2023.
BACA JUGA:Daimler Komersial Vicel Indonesia (DKVI) Meluncurkan Sasis Tronton Mercedes-Benz O500 RSD2445
Alasan Mercedes-Benz belum menggunakan baja lokal salah satunya adalah standar kualitas yang sangat tinggi yang harus dipenuhi oleh bahan baku mereka.
Baja yang digunakan dalam pembuatan mobil-mobil Mercedes-Benz harus memenuhi standar internasional yang ketat, dan belum semua produsen baja lokal mampu menyediakan baja dengan kualitas yang sesuai dengan standar tersebut.
Selain itu, ada juga pertimbangan logistik dan biaya. Mengimpor baja mungkin lebih efisien dalam hal biaya dan waktu dibandingkan dengan harus membangun infrastruktur baru atau meningkatkan kapasitas produksi baja di dalam negeri.
Di sisi lain, penggunaan baja lokal bukanlah sesuatu yang mustahil di masa depan. Dengan semakin berkembangnya industri baja dalam negeri dan adanya kemungkinan peningkatan standar kualitas, Mercedes-Benz mungkin saja akan mempertimbangkan untuk menggunakan bahan baku lokal.
Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan, tidak hanya bagi Mercedes-Benz dalam hal efisiensi logistik, tetapi juga bagi industri baja dalam negeri yang akan mendapatkan dorongan untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitasnya.
Perkembangan industri baja dalam negeri memang menjadi faktor penting yang akan dipantau oleh Mercedes-Benz. Jika produsen baja lokal mampu memenuhi standar yang dibutuhkan, tidak hanya dari sisi kualitas, tetapi juga kuantitas dan konsistensi pasokan, maka penggunaan baja lokal akan menjadi lebih menarik dan ekonomis bagi produsen mobil mewah ini.
Pemerintah Indonesia sendiri telah berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas industri baja dalam negeri melalui berbagai inisiatif. Misalnya, dengan memberikan insentif kepada perusahaan baja untuk meningkatkan teknologi dan fasilitas produksinya. Selain itu, kerjasama dengan perusahaan asing yang memiliki teknologi canggih dalam produksi baja juga didorong untuk meningkatkan standar produksi dalam negeri.
Namun, tantangan yang dihadapi tidak hanya terkait dengan kualitas baja. Rantai pasokan dan logistik yang efisien juga menjadi pertimbangan utama. Infrastruktur transportasi dan distribusi yang belum optimal dapat menjadi penghambat bagi Mercedes-Benz untuk beralih ke baja lokal. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur juga menjadi kunci dalam mendukung rencana ini.
BACA JUGA:Mercedes-Benz Luncurkan G-Class Listrik terbaru dengan Kemampuan Off-Road yang Luar Biasa
Selain itu, ada juga aspek regulasi dan kebijakan yang harus dipertimbangkan. Kebijakan impor dan ekspor bahan baku, tarif, serta regulasi terkait kualitas produk harus diselaraskan agar tidak menghambat proses produksi dan distribusi.
Pemerintah dan pelaku industri perlu duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pengembangan industri baja lokal sekaligus menarik bagi produsen mobil internasional seperti Mercedes-Benz.
Dalam jangka panjang, peralihan ke baja lokal dapat memberikan banyak manfaat. Bagi Mercedes-Benz, ini berarti mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri, yang rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan rantai pasokan global.
Bagi industri baja dalam negeri, ini merupakan peluang besar untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Selain itu, penggunaan bahan baku lokal juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi.
BACA JUGA:Penggerak Klasik: Mercedes-Benz 280S Menunjukkan Kepada Kita Apa Artinya Menjadi Unik
Untuk mencapai tujuan ini, kolaborasi antara berbagai pihak sangat diperlukan. Pemerintah, produsen baja lokal, dan perusahaan otomotif internasional harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem industri yang saling mendukung dan menguntungkan.
Langkah-langkah konkret seperti investasi dalam teknologi produksi baja, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta pengembangan infrastruktur logistik akan menjadi fondasi yang kuat untuk mewujudkan penggunaan baja lokal oleh produsen mobil seperti Mercedes-Benz.
Kesimpulannya, meskipun saat ini Mercedes-Benz belum menggunakan baja lokal untuk memasarkan produknya di Indonesia, ada potensi besar untuk perubahan di masa depan.
Dengan peningkatan kualitas dan kapasitas industri baja dalam negeri, serta dukungan dari pemerintah dan pelaku industri, penggunaan baja lokal dapat menjadi kenyataan. Ini tidak hanya akan menguntungkan Mercedes-Benz dalam hal efisiensi dan stabilitas pasokan, tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi perkembangan industri baja dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber