Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Helikopter
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Helikopter--foto: instagram@samarindaterkini
PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Presiden Iran, Ebrahim Raisi, telah meninggal dunia setelah helikopter yang membawanya dan pejabat lainnya jatuh di daerah pegunungan dan berhutan di negara itu dalam cuaca buruk.
Raisi yang berusia 63 tahun, dikenal sebagai sosok yang mewakili faksi konservatif dan garis keras dalam politik Iran, menjabat sebagai presiden hampir selama tiga tahun dan diperkirakan akan mencalonkan diri kembali pada tahun depan.
Dilangsir dari laman resmi AL JAZEERA, Karier dan Latar Belakang Raisi
Lahir di Mashhad di timur laut Iran, sebuah pusat keagamaan bagi Muslim Syiah, Raisi menjalani pendidikan agama dan belajar di seminari di Qom, di bawah bimbingan ulama-ulama terkemuka termasuk Ayatollah Ali Khamenei.
Seperti pemimpin tertinggi Iran, ia mengenakan sorban hitam, yang menandakan bahwa ia adalah seorang sayyid – keturunan Nabi Muhammad, status yang memiliki signifikansi khusus di kalangan Muslim Syiah Dua Belas Imam.
Raisi mengawali kariernya sebagai jaksa di berbagai yurisdiksi sebelum pindah ke Teheran pada tahun 1985. Di ibu kota inilah, menurut organisasi hak asasi manusia, ia merupakan bagian dari komite hakim yang mengawasi eksekusi tahanan politik.
Sebagai anggota lama Majelis Ahli, Raisi berperan dalam memilih pengganti pemimpin tertinggi jika yang sedang menjabat meninggal dunia. Pada tahun 2014, ia menjadi jaksa agung selama dua tahun sebelum ditunjuk oleh Khamenei untuk memimpin Astan Quds Razavi, sebuah yayasan amal besar dengan aset bernilai miliaran dolar dan mengelola makam Imam Reza, imam kedelapan Syiah.
Perjalanan Menuju Kepresidenan
Raisi pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017, namun tidak berhasil mengalahkan presiden saat itu, Hassan Rouhani, yang mewakili kubu sentris dan moderat.
Setelah masa rehat singkat, Raisi kembali mencuat sebagai kepala baru sistem peradilan Iran pada tahun 2019, setelah ditunjuk oleh Khamenei.
Ia memposisikan dirinya sebagai pembela keadilan dan pejuang anti-korupsi, sering melakukan perjalanan ke berbagai provinsi untuk mendapatkan dukungan rakyat.
BACA JUGA: Lagi, Pengendara Sepeda Motor di Palembang Tewas Terlindas Truk Tangki
Pada tahun 2021, Raisi terpilih sebagai presiden di tengah rendahnya partisipasi pemilih dan banyaknya kandidat reformis dan moderat yang didiskualifikasi. Ia tampak telah mengamankan posisi kuat untuk pemilihan ulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber