Mengapa Retro Classic Gagal Menarik Perhatian di Indonesia: Analisis Mendalam

Mengapa Retro Classic Gagal Menarik Perhatian di Indonesia: Analisis Mendalam

Mengapa Retro Classic Gagal Menarik Perhatian di Indonesia: Analisis Mendalam--ig.com/@retro

PALEMBANG,, PALTV.CO.ID,- Pabrikan sepeda motor selalu mencoba untuk memahami tren pasar dan selera konsumen. Salah satu tren yang sedang naik belakangan ini adalah minat terhadap motor retro klasik.

Namun, meskipun tren ini sedang populer, mengapa beberapa pabrikan gagal menarik perhatian dengan motor-motor retro klasik mereka?

Latar Belakang Tren Retro Classic

Pada awal 2000-an, jiwa modifikasi motor di Indonesia sedang naik, terutama dengan tren cafe racer. Anak muda Indonesia mulai menyukai motor-motor retro dan memodifikasinya sesuai gaya mereka.

BACA JUGA:Yuk Diamalkan! Selain Sholat 5 Waktu, Ini Beberapa Sholat Sunnah yang Memiliki Keutamaan dan Pahala Besar

Motor-motor yang biasanya dipandang sebelah mata seperti Tiger atau Bison, tiba-tiba menjadi motor cafe racer yang diminati.

Tren ini semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Tahun 2013 atau 2014, tren modifikasi motor klasik meluas dari cafe racer ke gaya lain seperti Jeff style dan bobber.

Di tengah-tengah tren ini, pabrikan asal India, Royal Enfield, mulai merambah pasar Indonesia pada sekitar tahun 2015 dengan strategi pemasaran yang cukup agresif.

Kendala Harga dan Pemikiran Pabrikan

BACA JUGA:Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Berkala bagi Anggota Polres Muara Enim

Meskipun minat terhadap motor retro klasik meningkat, kendala utama yang dihadapi adalah harga yang cukup mahal.

Royal Enfield, meskipun berhasil dikenal di masyarakat, tetap memiliki harga yang tinggi, membuatnya di luar jangkauan bagi sebagian besar konsumen. Hal ini mendorong banyak orang untuk tetap memilih modifikasi motor dengan gaya retro.

Pabrikan akhirnya menyadari pentingnya harga yang terjangkau. Kawasaki, misalnya, merilis Kawasaki W175 pada tahun 2017 dengan harga yang lebih terjangkau.

Meskipun bukan motor retro klasik pertama dari Kawasaki, namun kali ini mereka menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen Indonesia yang menginginkan harga yang terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber