Belajar dari Rasulullah saat Hadapi Kenaikan Harga

Belajar dari Rasulullah saat Hadapi Kenaikan Harga

Menyikapi kenaikan harga--Gambar : freepik.com/stories

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok telah menjadi perhatian serius bagi masyarakat belakangan ini. Berbagai komoditas sehari-hari, seperti beras, tomat, cabai, dan lain sebagainya, mengalami kenaikan yang cukup signifikan, secara langsung mempengaruhi daya beli konsumen.

Pemerintah dan otoritas terkait dituntut untuk merumuskan kebijakan yang efektif guna menanggulangi kenaikan harga ini serta menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan ini, upaya koordinasi antara sektor ekonomi, regulasi harga, dan kebijakan sosial menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Menariknya, dalam sejumlah riwayat sejarah, kita dapat menemukan catatan mengenai situasi ekonomi pada masa kehidupan Nabi Muhammad saw, termasuk kenaikan harga bahan pokok pada beberapa periode tertentu.

BACA JUGA:Terapi Islam Mandiri untuk Mengatasi Stres Pasca Pemilihan Umum

Meskipun informasi tentang ekonomi pada masa itu terkadang terbatas dan tidak rinci, sebagian riwayat menyiratkan bahwa masyarakat Muslim di Madinah menghadapi tantangan ekonomi, termasuk kenaikan harga bahan pokok.

Dilansir dari islam.nu.or.id ditulis  Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta, Dalam menghadapi kenaikan harga, Nabi Muhammad saw menunjukkan keprihatinan dan kepemimpinan yang bijak. Beliau terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah ekonomi, misalnya dengan mengirimkan Umar untuk menyelidiki dan menangani situasi kenaikan harga yang dihadapi oleh masyarakat.

Dalam sebuah riwayat, Umar menceritakan,

"غلا السعر بالمدينة واشتد الجهد فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اصبروا وأبشروا ! فاني قد باركت على صاعكم ومدكم ، فكلوا ولا تتفرقوا ، فان طعام الواحد يكفي الاثنين ، وطعام الاثنين يكفي الاربعة ، وطعام الاربعة يكفي الخمسة والستة والبركة في الجماعة ، فمن صبر على لاوائها وشدتها كنت له شفيعا أو شهيدا يوم القيامة ، ومن خرج عنها رغبة عما فيها أبدل الله من هو خير منه فيها ، ومن أرادها بسوء أذابه الله كما يذوب الملح في الماء."

Artinya: “Harga di Madinah melambung dan kesulitan ekonomi semakin meningkat. Rasulullah bersabda, ‘Bersabarlah dan bergembiralah! Sesungguhnya,Allah telah memberikan berkah pada takaran dan timbangan kalian.Makanlah dan janganlah bercerai-berai, karena makanan satu orang dapat mencukupi untuk dua orang, makanan dua orang mencukupi untuk empat orang, dan makanan empat orang mencukupi untuk lima dan enam orang. Berkah terdapat dalam kebersamaan.Barangsiapa yang bersabar terhadap kenaikan harga dan kesulitan ekonomi ini, aku akan menjadi syafaat atau saksi baginya di hari kiamat.Barangsiapa yang meninggalkan kebersamaan ini karena tidak suka padanya, Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik di dalamnya. Siapa yang menginginkannya dengan niat buruk, Allah akan meleburnya sebagaimana garam lebur dalam air’.”

BACA JUGA:Sering Dianggap Sepele, 4 Hal Ini Bisa Mengurangi Pahala Puasa, Jangan Jadi Orang Merugi di Bulan Ramadan

Pada saat-saat tertentu, Nabi Muhammad saw juga memberikan pedoman dan ajaran terkait keadilan ekonomi, mendorong sahabat-sahabatnya untuk menjalankan perdagangan dengan kejujuran, menghindari penimbunan barang, dan menjual dengan harga yang wajar. Beliau bahkan memuji pedagang yang dianggap jujur.

Dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Pedagang yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq, dan orang-orang yang syahid pada hari kiamat (di Surga).”

Walaupun kenaikan harga terjadi pada masa Nabi Muhammad saw, kepemimpinan beliau menunjukkan sikap proaktif dalam menangani masalah tersebut dengan memastikan adanya keadilan dan kesejahteraan sosial dalam kebijakan ekonomi. Dalam sebuah riwayat, Anas ra menceritakan,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: islam.nu.or.id