Mengenal Perbedaan Tradisi Masing Masing Daerah di Indonesia Dalam Peringatan Isra Miraj

Memperingati Isra Miraj Di Indonesia dengan Tradisi Daerah Setempat --Foto : Instagram/@umampeace
Yasa Persi Burak mengawali agenda peringatan Isra' Mi'raj di Keraton Yogyakarta --Foto : instagram/@gkrbbendara
1. Ngurisan
Masyarakat Lombok Nusa Tenggara Barat merayakan tradisi Ngurisan saat Isra Miraj. Ngurisan pada dasarnya adalah potong rambut bayi di bawah enam bulan yang dilakukan oleh tokoh agama atau masyarakat.
Ritual ini dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur dan harapan agar bayi-bayi tersebut mendapat keberkahan dalam hidupnya. Hal ini biasanya dilakukan di masjid setempat, ketika jamaah memanjatkan salat kepada Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Penemuan Mayat Perempuan di Kamar Kontrakan Gemparkan Warga Prabumulih Utara
2. Rajaban
Tradisi Rajaban dirayakan pada saat Isra Miraj oleh masyarakat Cirebon di Jawa Barat. Rajaban berasal dari kata Rajab yang merujuk pada bulan Rajab yang memperingati peristiwa Isra Miraj.
Masyarakat Cirebon merayakan Rajaban dengan berziarah ke makam dua orang penyebar Islam: Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan dari Plangon.
Rajaban berarti berbagi nasi dengan nasi bogana atau lauk pauk seperti kentang, telur ayam, tempe, tahu, kentang tumbuk, dan kucai kuning.
BACA JUGA:Amalan yang Diajarkan Rasulullah SAW Saat Terlilit Utang, Insya’ Allah Diberi Kemudahan
3. Ambengan
Arti Ambengan dirayakan oleh masyarakat di berbagai daerah terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada saat Isra Miraj. Ambengan berasal dari bahasa Jawa ambeng yang berarti wadah dengan ukuran besar. Ambeng penuh dengan nasi dan lauk pauk, dan orang-orang membawanya ke masjid atau mushala setelah salat magrib. Setelahnya, seorang Kiai setempat melakukan salat dan kemudian mereka makan bersama.
4. Khatam Ktab Arjo
Tradisi Khataman Kitab Arjo diperingati pada zaman dahulu kala Wonoboyo di Temanggung, Jawa Tengah, pada saat Isra Miraj. Kitab Arjo ditulis oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi. Kitab ini dalam berbahasa Jawa menggunakan tulisan Arab Pegon. Kitab yang menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW pada masa Isra Miraj ini dibacakan pada pukul 20 WIB kemudian dengan didahului membaca tahlilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber