Demam EV 2025: Harga Kian Murah, Pasar Mobil Bekas Tertekan, LCGC Terancam Punah
Kini tren tersebut berubah drastis EV justru menjadi pilihan utama bagi konsumen baru.--youtube fuse box moto
Di sisi lain, EV seperti BYD Atto menawarkan desain lebih menarik, teknologi canggih, biaya operasional minim, serta efisiensi jauh di atas mobil bensin.
BACA JUGA:Galaxy S26 vs OPPO: Pertarungan Smart Assistant di Era AI Mobile
BACA JUGA:Ayo daftar di Promo Umroh Awal Musim 1448 Hijriah, Holiday Angkasa Wisata Tawarkan Paket Garuda
Ke depan, tekanan terhadap LCGC diprediksi makin besar. Pemerintah telah mewajibkan produsen EV memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 40–60% mulai 2026, yang akan menurunkan biaya produksi dan membuat harga EV semakin murah.
Pada saat yang sama, biaya produksi LCGC cenderung meningkat setiap tahun.
Akibatnya, LCGC berpotensi mati secara perlahan karena kehilangan daya tarik harga dan teknologi. Produsen pun diperkirakan akan mengurangi stok atau bahkan menghentikan produksi jika tren ini terus berlanjut.
EV Tidak Lagi Menakutkan: Infrastruktur dan Ekosistem Baterai Mulai Terbentuk
Kekhawatiran lama tentang baterai EV kini mulai mereda. Pemerintah sedang membangun ekosistem industri baterai nasional terintegrasi, termasuk fasilitas daur ulang. Langkah ini menepis anggapan bahwa baterai EV adalah “bom waktu” berbahaya bagi lingkungan.
Infrastruktur pengisian daya pun terus berkembang. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) kini tersedia di banyak kota besar maupun kawasan wisata.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: berbagai sumber


