DILI, PALTV.CO.ID - Kekhawatiran Australia atas kerja sama Republik Demokratik Timor-Leste dengan Republik Rakyat Cina (RRC/Tiongkok) akan melibatkan kerja sama militer, mendapat tanggapan dari Presiden Timor-Leste José Ramos-Horta.
Seperti dilaporkan Helen Davidson di Taipei untuk The Guardian dimuat hari Selasa tanggal 3 Oktober 2023, Presiden Timor-Leste José Ramos-Horta menyebut kekhawatiran Australia tersebut sebagai “hantu Tiongkok yang dibayangkan”.
José Ramos-Horta menolak dan membalas kritik Australia terhadap kemitraan baru Timor-Leste dengan Tiongkok, yang meliputi rencana meningkatkan keterlibatan militer dan menuduh para pengkritik dengan sebutan “membayangkan hantu Tiongkok”.
Kepada Guardian, José Ramos-Horta mengatakan bahwa Timor-Leste maupun Tiongkok “bingung” dengan kekhawatiran yang timbul mengenai peningkatan hubungan antara kedua negara menjadi “kemitraan strategis komprehensif” yang telah diumumkan pekan lalu.
BACA JUGA:Presiden Jose Ramos-Horta Pastikan Tidak Ada Kerja Sama Militer Timor Leste-China
Sedangkan hubungan Australia dengan Tiongkok disebut juga sebagai “kemitraan strategis komprehensif”. Akan tetapi, hubungan Timor-Leste dengan Tiongkok tampaknya dikaitkan dengan kekhawatiran akan semakin besarnya pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, yang menjadi kekhawatiran Australia dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat.
José Ramos-Horta menegaskan bahwa Timor-Leste menolak kekhawatiran semacam itu. Timor-Leste malah berupaya menjalin hubungan erat dengan semua kekuatan dunia dalam upaya mengamankan masa depan.
Ramos-Horta kemudian mengkritik liputan media arus utama yang menyuarakan kekhawatiran Australia dan sekutunya.
Ramos-Horta menerangkan bahwa Dili telah bermitra dan bekerja sama dengan banyak negara, namun mengapa muncul kekhawatiran mengenai hubungan dengan Tiongkok. Seperti dikutip dari Guardian berikut ini:
BACA JUGA:Kejaksaan Agung Geledah kantor Direktorat Impor Kementerian Perdagangan
“Bayangkan hantu Tiongkok di media arus utama dan sayap kanan Australia,” kata Ramos Horta melalui WhatsApp. “Haruskah kita memakai lencana yang menyatakan cinta abadi kita terhadap Australia? Namun demikian, apakah media Australia yang terlalu cemburu akan berhenti menuduh kami, orang Timor-Leste yang malang, tidak berterima kasih [dan] pro-Tiongkok?”
Pada pekan lalu, setelah pertemuan di sela-sela Asian Games di Hangzhou, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Pedana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao, mengumumkan peningkatan hubungan kemitraan.
Dalam pernyataan bersama kedua pemimpin tersebut, selain menguraikan rencana bermitra dalam perdagangan, infrastruktur, serta meningkatkan kecukupan pangan dan mata pencaharian di Timor-Leste, terungkap pula rencana untuk “meningkatkan pertukaran militer tingkat tinggi, memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti pelatihan personel, teknologi peralatan, pelaksanaan latihan dan pelatihan bersama”.
Pernyataan bersama Xi Jinping dan Xanana Gusmao tersebut telah memicu kekhawatiran atau bahkan mungkin kecurigaan bahwa Tiongkok dan Timor-Leste, sedang mendiskusikan pengaturan serupa dengan pakta keamanan yang ditandatangani Tiongkok dan Kepulauan Solomon pada bulan Juli lalu.