Kanal Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya Tercemar Kompe alias Eceng Gondok

Minggu 05-02-2023,23:02 WIB
Reporter : Taslim Rahman
Editor : Devi Setiawan

PALEMBANG, PALTV.CO.ID – Palembang tidak hanya terkenal dengan Jembatan Ampera saja, namun juga banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Salah satunya tempat wisata bersejarah. Ada beberapa manfaat bagi individu saat mengunjungi wisata sejarah. Bukan hanya estetika namun juga nilai dan pengetahuan sejarah yang ada di dalamnya.

Kerajaan yang terkenal di wilayah Sumatera Selatan tepatnya di Kota Palembang adalah kerajaan Buddha yaitu Kedatuan Sriwijaya. Kedatuan Sriwijaya berdiri pada abad ketujuh dan dipimpin oleh raja pertamanya Dapunta Hyang Srijayanasa. Namun menurut catatan sejarah, Kedatuan Sriwijaya mulai mengalami keruntuhan sekitar abad empat belas.

Untuk mengapresiasi kerajaan ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) di area situs Karang Anyar, yang terletak di pinggiran utara Sungai Musi di Kota Palembang. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2018 TPKS berubah menjadi Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TWKS) dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.

Di taman tersebut terdapat sebuah museum, taman, kanal kuno, dan danau buatan yang dijadikan sebagai objek wisata. Namun di balik nilai estetika dan nilai sejarah yang ada di TWKS, terdapat konflik yang sampai saat ini belum terselesaikan oleh pihak pengelola tempat bersejarah tersebut.

BACA JUGA:Demi Memenuhi Permintaan Terakhir Freddie Mercury

BACA JUGA:Kain Tenun Berbahan Serat Daun Nanas Khas Prabumulih

Konflik yang dialami adalah terkait kebersihan kanal TWKS. Lingkungan kanal dicemari oleh tumbuhan air eceng gondok alias kompe dalam bahasa Palembang. Kehadiran eceng gondok itu sangat merusak estetika kanal.

Sampai saat ini belum ada tindakan pencegahan yang efektif untuk menghilangkan tumbuhan eceng gondok yang mencemari kanal-kanal di TWKS. Pihak pengurus taman beserta tim kebersihan hanya bisa mengurangi intensitas tumbuhan liar eceng gondok ini dengan teknik sederhana. Hanya dengan mengandalkan tenaga tangan mencabut satu per satu dan menyisihkan eceng gondok memakai bambu panjang, untuk selanjutnya dibiarkan membusuk dalam posisi terbalik.

"Untuk eceng gondok ini memang sudah menjadi rutinitas dan ini merupakan suatu kejadian alam. Jadi sebenarnya eceng gondok itu sudah ditanggulangi. Namun eceng gondok ini sudah sangat banyak di dalam wilayah dan di luar wilayah kanal air. Eceng gondok tersebut berasal dari Sungai Musi. Kebetulan sudah dibangun bendungan (DAM) untuk sedikit membantu mencegah masuknya eceng gondok ke dalam kanal TWKS. Tapi alhamdulillah, walaupun dilakukan secara manual, kami sudah mengupayakan untuk membersihkan eceng gondok tersebut," ungkap salah seorang petugas kebersihan TWKS.

Pihak pengurus Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TWKS) berharap mendapatkan bantuan penanganan dari Pemerintah Kota Palembang, agar dapat berkontribusi bersama dalam menyelesaikan permasalahan pencemaran kanal yang diakibatkan oleh tanaman liar eceng gondok.* (Taslim Rahman, PALTV.CO.ID)

Kategori :