BACA JUGA:Manisan Pelem Khas Palembang, Segar Asam Manis Bikin Nagih
Di balik layar, langkah ini juga masuk akal secara bisnis. WhatsApp Business API merupakan salah satu sumber pendapatan utama Meta.
Platform ini mengenakan biaya per pesan kepada bisnis, tergantung pada kategori seperti pemasaran, utilitas, autentikasi, atau dukungan pelanggan.
Namun, tidak ada struktur harga khusus untuk bot AI, sehingga perusahaan seperti OpenAI dan Perplexity dapat menjalankan chatbot berskala besar di WhatsApp tanpa Meta mendapat keuntungan berarti dari lonjakan penggunaan tersebut.
Dengan memotong akses ini, Meta menegaskan kembali kendalinya atas cara platform dimonetisasi.
Keputusan ini juga berarti hanya Meta AI — asisten buatan Meta sendiri — yang akan tetap bertahan di WhatsApp.
BACA JUGA:Sambut HLN Ke-80, PLN Berbagi Terang Untuk Masyarakat di Berbagai Daerah
BACA JUGA:Manisan Pelem Khas Palembang, Segar Asam Manis Bikin Nagih
Bagi pengguna, itu berarti tidak akan ada lagi chatbot pihak ketiga yang bisa memberikan jawaban instan, membuat gambar, atau mentranskripsi pesan suara.
Selama setahun terakhir, beberapa startup AI bersemangat membawa asistennya ke WhatsApp.
Integrasi ChatGPT dari OpenAI memungkinkan pengguna mengobrol, berbagi foto untuk dianalisis, atau mengajukan pertanyaan tentang dokumen langsung di aplikasi.
AI Perplexity, yang diluncurkan awal tahun ini, menawarkan fitur serupa, menjadikan WhatsApp semacam platform chat AI lengkap.
Namun, ambisi itu kini tampaknya berumur pendek. Kebijakan baru Meta memastikan bahwa WhatsApp tetap fokus pada komunikasi bisnis, bukan sebagai tempat eksperimen AI serbaguna.
Mulai Januari 2026, ketika ketentuan baru ini berlaku, kotak masuk WhatsApp Anda mungkin terasa lebih sepi. Para bot akan hilang — kecuali, tentu saja, mereka adalah milik Meta sendiri.