Hingga 2024, penjualannya sudah menembus 27.000 unit dan menyumbang sekitar 25% dari total penjualan Wuling di Indonesia.
Meski konsumsi bahan bakarnya tergolong boros — hanya sekitar 1:8 di dalam kota dan 1:12 di luar kota — populasi Almaz tetap cukup banyak karena masyarakat menilai mobil ini masih sepadan dengan harga dan fitur yang ditawarkan.
BACA JUGA:Holiday Angkasa Lepas Jemaah Umroh Arbain By Saudia Airlines 16 Hari
BACA JUGA:Redmi TV X Bawa Teknologi Dolby Vision: Visual Lebih Hidup dan Sinematis di Ruang Tamu
Wuling Almaz bukanlah mobil yang “berpenyakit” seperti stigma yang sempat melekat. Kebanyakan masalah muncul karena faktor penggunaan, perawatan, dan karakter mesin-bodi yang memang tidak selaras dengan transmisi CVT.
Kerusakan bawaan pabrik ada, tetapi jumlahnya sangat kecil dibandingkan total produksi.
Jadi, Almaz tetap layak disebut SUV paling “value for money” di kelasnya, selama konsumen bisa menerima konsekuensi berupa konsumsi BBM yang boros dan harga jual kembali yang anjlok.