Kondisi ini menunjukkan bahwa Venturer terjebak di posisi sulit. Bagi konsumen yang sekadar menginginkan Innova, varian V sudah sangat cukup.
Sementara konsumen yang menginginkan mobil dengan prestise lebih tinggi, tentu lebih memilih SUV seperti Fortuner atau rival sekelasnya.
Innova Venturer pada dasarnya adalah upaya Toyota untuk memberikan sentuhan premium pada sebuah MPV populer.
Sayangnya, strategi ini tidak sepenuhnya berhasil karena pasar Indonesia lebih mengutamakan faktor eksterior dan value for money dibanding fitur tambahan di interior.
Dengan selisih harga cukup besar, sebagian besar konsumen menilai lebih baik membeli Fortuner atau SUV lain ketimbang Venturer.
Alhasil, meski tampil lebih mewah, Venturer tetap dianggap hanya sebagai Innova dengan kosmetik tambahan, bukan mobil premium sesungguhnya.