BACA JUGA:Review Kamera Xiaomi 13T, Bisa Gantikan DSLR?
BACA JUGA:Launching Sumsel United, Cik Ujang dan Deru Incar Liga 1
Gula merah yang dipakai umumnya dibuat dari nira kelapa berkualitas yang diolah dengan cara tradisional. Santan pun diperas langsung dari kelapa segar, bukan santan instan, sehingga rasanya lebih gurih dan alami.
Dengan pemilihan bahan yang teliti, hasil Juada pun lebih harum, lembut, dan legit. Inilah yang membuat banyak orang rela menunggu berjam-jam demi mencicipi cita rasa khas makanan ini.
Langkah pertama dalam mengolah Juada adalah mencampurkan tepung ketan, santan segar, dan gula merah ke dalam sebuah wadah besar.
Campuran tersebut kemudian dimasak di atas tungku dengan api kayu bakar dalam kuali berukuran besar.
Pengaduk adonan juada yang digunakan cukup besar agar kuat dan kokoh, karena proses pengadukan menggunakan waktu yang lama dan terus menerus.
BACA JUGA:PLN UP3 Ogan Ilir Rayakan Hari Pelanggan Nasional dengan Kunjungan ke Industri Besar
BACA JUGA:Apel Kesiapan P2TL: PLN UP3 Ogan Ilir Tegaskan Integritas dan Keselamatan Kerja
Tahap yang paling penting dalam pembuatan juada ini terletak saat pengadukan yang memang relatif memakan waktu yang lama.
Juada kuliner tradisional dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan.--ig@diana_zacky
Jika sedikit saja lengah, adonan bisa gosong atau menggumpal sehingga merusak tekstur Juada.
Di Muba tradisi memasak Juada dilakukan secara bergotong royong, suasana kebersamaan inilah yang membentuk silaturahmi dan keharmonisan keluarga.
Juada tidak dibuat untuk konsumsi sehari-hari. Kehadirannya justru identik dengan momen spesial, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, acara pernikahan, dan berbagai upacara adat.
Dalam perayaan, Juada biasanya dipotong kecil-kecil sebelum disajikan.
Hal ini melambangkan kebersamaan, karena setiap orang dapat merasakan manisnya Juada dalam suasana penuh kekeluargaan.