Google Pertahankan Kesepakatan Chrome dan Apple, Tapi Wajib Berbagi Data

Kamis 04-09-2025,08:03 WIB
Reporter : agung wahyudi
Editor : Hanida Syafrina

“Di sini pengadilan diminta untuk menatap bola kristal dan melihat masa depan. Itu bukan keahlian seorang hakim,” tulis Mehta.

Walaupun berbagi data dengan pesaing akan memperkuat kompetitor bisnis iklan Google, keputusan untuk tidak menjual Chrome atau Android menenangkan investor yang melihat keduanya sebagai bagian inti bisnis Google.


Hakim di Washington pada Selasa memutuskan Google tidak perlu melepas peramban Chrome, --ig@indian express

Google kini menghadapi ancaman besar dari alat AI yang semakin populer, termasuk chatbot ChatGPT milik OpenAI, yang sudah mulai mengikis dominasinya.

BACA JUGA:Soto Diduga Jadi Penyebab Keracunan 69 Siswa di OKI

BACA JUGA:Dari Minyak Kopi hingga Nanas, Kanwil Kemenkum Sumsel dan Balitbangda Muara Enim

Jika perusahaan AI diperbolehkan mengakses data yang wajib dibagikan Google, mereka bisa memperkuat pengembangan chatbot, bahkan mesin pencari AI dan peramban web.

“Jumlah uang yang mengalir ke sektor ini, dan betapa cepatnya hal itu terjadi, sungguh mencengangkan,” tulis Mehta, seraya menambahkan bahwa perusahaan AI kini lebih siap bersaing dengan Google dibanding pengembang mesin pencari mana pun dalam beberapa dekade terakhir.

Deepak Mathivanan, analis Cantor Fitzgerald, mengatakan kewajiban berbagi data memang menimbulkan risiko persaingan bagi Google, namun dampaknya tidak langsung terasa.

“Butuh waktu lebih lama bagi konsumen untuk benar-benar mengadopsi pengalaman baru ini,” katanya.

Regulator antitrust AS sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya, kata Asisten Jaksa Agung Gail Slater di X.

BACA JUGA:Kanwil Kemenkum Sumsel Gelar Sosialisasi KI di Lahat, Ajak Pelaku Usaha Amankan Aset Intelektual

BACA JUGA:Kecepol, Roti Goreng Manis Berisi Kelapa Parut dari Empat Lawang

Google dalam sebuah posting blog menyatakan khawatir bahwa berbagi data “akan berdampak pada pengguna dan privasi mereka, dan kami sedang meninjau keputusan ini secara cermat.”

Google sebelumnya juga menyebutkan bahwa mereka berencana mengajukan banding, yang berarti bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum perusahaan harus benar-benar menindaklanjuti putusan ini. Kasus ini kemungkinan akan berakhir di Mahkamah Agung.

“Judge Mehta tahu bahwa Mahkamah Agung kemungkinan besar akan menjadi tujuan akhir kasus ini, dan ia memilih sanksi yang memiliki peluang besar untuk diterima oleh Pengadilan,” kata William Kovacic, direktur pusat hukum persaingan di Universitas George Washington.

Kategori :