Proyek tersebut akan diberi nama I2C yaitu (Indegenous Indonesia Car),--youtube@autodp
Belajar dari Kegagalan SMK
Upaya menciptakan mobil nasional memang bukan hal baru. Merek SMK sempat mencuri perhatian di IIMS 2023, tetapi hilang dari peredaran tanpa kejelasan kelanjutan proyek.
Berbeda dengan SMK yang kerap dikritik karena bergantung pada basis kendaraan asal Cina, I2C mengedepankan keterbukaan proses dan melibatkan kombinasi tenaga lokal serta konsultan global.
BACA JUGA:PLN UID S2JB Raih Penghargaan Industry Marketing Champion Sumatera Selatan 2025
BACA JUGA:Rahasia Manis Lahat: Gula Durian, Simpanan Rasa Raja Buah
Selain menjadi simbol kebangkitan teknologi nasional, proyek I2C juga memiliki nilai strategis dalam konteks energi.
Dengan cadangan nikel yang melimpah—bahan utama baterai litium ion—Indonesia berpeluang besar membangun ekosistem kendaraan listrik yang tangguh.
I2C diharapkan menjadi pionir dalam pemanfaatan potensi tersebut, sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Dengan dukungan pemerintah dan visi jelas dari Presiden Prabowo Subianto, I2C berpotensi lebih dari sekadar konsep pameran.
Jika target produksi 2028 tercapai, Indonesia akan mencatat sejarah baru—bukan hanya sebagai pasar otomotif, tetapi juga produsen kendaraan dengan jati diri dan teknologi buatan sendiri.