Dalam praktiknya, kebijakan ini jauh lebih longgar, dengan banyak tim yang terus bekerja hampir sepenuhnya dari rumah.
Microsoft mengikuti jejak perusahaan-perusahaan besar lain yang telah mewajibkan kehadiran di kantor selama sebagian besar minggu kerja.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Kaji Kemungkinan Honorer Non-database Jadi Tenaga Outsourcing
BACA JUGA:PSG Dominasi Ballon d'Or 2025, McTominay & Gyokeres Masuk Nominasi
Amazon, misalnya, telah menerapkan kebijakan lima hari kerja di kantor untuk banyak timnya sejak awal tahun ini, sementara raksasa telekomunikasi AT&T memperkenalkan kebijakan serupa tahun lalu.
CEO AT&T, John Stankey, bahkan menyampaikan ultimatum kepada karyawan: terima aturan baru atau tinggalkan perusahaan.
Kemungkinan perubahan kebijakan kehadiran di kantor ini muncul di tengah tahun yang penuh dengan pemutusan hubungan kerja berskala besar di Microsoft.
Tahun 2024 lalu, disebutkan perusahaan sudah 4 kali melakukan PHK.
Pemangkasan terbaru diumumkan pada hari Rabu, dengan sekitar 9.000 posisi yang resmi dihapus dari struktur organisasi.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Kaji Kemungkinan Honorer Non-database Jadi Tenaga Outsourcing
BACA JUGA:Kamera Ultrawide Redmi Note! Seberapa Lebar Sudut Pandangnya?
Dengan pemutusan ini, total jumlah posisi yang dihapus sepanjang tahun ini telah melebihi 15.000 — atau sekitar 4 persen dari total tenaga kerja global Microsoft, yang saat ini berjumlah sekitar 228.000 karyawan.
CEO Satya Nadella mengaku PHK karyawan ini merupakan kenyataan pahit, sambil mencatat bahwa langkah tersebut berdampak langsung pada rekan-rekan kerja yang selama ini telah berkontribusi besar tersebut berdampak pada rekan kerja serta teman yang telah bekerja erat selama ini.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang harus pergi, seraya mengakui bahwa kontribusi mereka telah berperan dalam membangun kekuatan Microsoft saat ini.