BACA JUGA:Mitsubishi Jeep J24A 2025: Legenda yang Terlahir Kembali
Mobil ini juga dibekali dengan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga 201 hp dan torsi puncak 310 Nm, memberikan performa yang responsif dan bertenaga untuk kebutuhan operasional harian.
Selain itu, e:N1 sudah mendukung DC Fast Charging yang memungkinkan pengisian daya dari 30 persen hingga 80 persen hanya dalam waktu sekitar 50 menit, menjadikannya efisien untuk digunakan dalam berbagai kondisi dan kebutuhan bisnis.
Secara desain, mobil ini nyaris identik dengan Honda HR-V versi konvensional yang sudah lebih dulu dipasarkan di Indonesia.
Namun, tentu saja e:N1 memiliki sejumlah perbedaan mencolok di sektor teknis dan sistem penggerak.
BACA JUGA:Kritik Terhadap Game Barat: DEI vs. Kualitas di Tengah Kesuksesan Indie
BACA JUGA:Program Unggulan Kemenkum Sumsel Number One Dapat Apresiasi TPI Inspektorat Jenderal
Keputusan Honda untuk menggunakan platform desain familiar dinilai sebagai strategi untuk memudahkan konsumen dalam beradaptasi dengan kendaraan listrik.
Pendekatan unik Honda melalui skema sewa jangka panjang ini bisa menjadi cerminan arah baru dalam pemasaran mobil listrik di Indonesia.
Dengan memperhitungkan kebutuhan dan kebiasaan pelaku industri yang lebih memilih efisiensi serta minim risiko, strategi ini berpotensi membuka peluang adopsi kendaraan listrik lebih luas di segmen korporat.
Namun demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam membangun persepsi nilai terhadap harga sewa yang dianggap tinggi oleh sebagian pihak.
BACA JUGA:Bupati Banyuasin Askolani Lantik 4.552 CPNS dan PPPK
BACA JUGA:Bupati PALI Asgianto Minta Evaluasi Vendor Penyedia Makan Bergizi Gratis
Perlu ada edukasi dan transparansi lebih lanjut mengenai komponen biaya, keuntungan jangka panjang, serta dukungan layanan dari Honda untuk memperkuat daya tarik produk ini.
Pada akhirnya, Honda e:N1 bukan sekadar produk mobil listrik baru, melainkan bagian dari strategi bisnis jangka panjang Honda dalam mendukung transisi menuju mobilitas berkelanjutan di Indonesia.