PALTV.CO.ID- Shockbreaker motor adalah komponen vital dalam sistem suspensi kendaraan roda dua. Fungsinya sangat penting dalam menjaga kenyamanan dan kestabilan saat berkendara, terutama di jalanan berlubang atau bergelombang.
Namun, seiring waktu dan pemakaian, shockbreaker bisa mengalami penurunan performa. Lalu, apakah shockbreaker bisa diisi ulang? Ataukah harus langsung diganti jika tak lagi optimal?
Jenis dan Cara Kerja Shockbreaker
Shockbreaker bekerja menyerap guncangan dan meredam getaran dari permukaan jalan, biasanya menggunakan oli atau gas. Umumnya, ada tiga jenis shockbreaker yang digunakan di motor:
BACA JUGA:Yamaha Gear Sudah Tak Mau Kalem, Tahan Banting Lebih Garang
BACA JUGA:Kenaikan Harga Xbox: Strategi atau Kesalahan Fatal dalam Industri Game?
1. Teleskopik: Umum digunakan di motor matic dan bebek. Sederhana dan efektif untuk penggunaan harian.
2. Tabung (Gas): Dilengkapi gas nitrogen, lebih stabil, cocok untuk motor sport dan touring.
3. Oli Konvensional: Banyak digunakan di motor entry-level, namun performanya bisa cepat menurun jika sering digunakan di medan berat.
Bisa Diisi Ulang atau Harus Ganti Baru?
BACA JUGA:Program Palembang Sehat, Sidak Pangan dan Kosmetik Akan Dilakukan Setiap Bulan
BACA JUGA:Asyiknya Snorkeling di Pantai Green Bay Resort, Tanjung Putus Lampung!
Ternyata, tidak semua shockbreaker bisa diisi ulang. Ada dua tipe utama:
Rebuildable (bisa diservis): Biasanya jenis shock tabung pada motor sport, dapat dibongkar dan diisi ulang.
Non-rebuildable (sealed unit): Tidak dapat dibuka, harus diganti ketika rusak.