PALTV.CO.ID, - Bukan sekadar jadi pasar kendaraan listrik, Indonesia ingin jadi tuan rumah di negeri sendiri. Kuncinya? Produsen mobil listrik yang punya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Dan sebagai imbalannya, insentif besar siap menanti.
Hal ini diungkap langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, yang menegaskan bahwa pemerintah mengubah arah pendekatan terhadap industri kendaraan listrik.
Akan ada skema bertingkat berdasar pada banyaknya komponen local yang mereka gunakan.
Ini adalah strategi positif yang kami yakini akan memperkuat industri otomotif nasional,” kata Rosan.
BACA JUGA:Cara Mengoptimalkan Pengaturan Privasi di HP untuk Menjaga Keamanan Digital
BACA JUGA:3 Korban Ledakan Kapal Jukung Doa Ibu Masih Dirawat di 3 Rumah Sakit di Palembang
Langkah pemerintah ini bukan tanpa landasan. Hingga awal 2025, sudah tujuh raksasa otomotif dunia yang menyatakan keseriusan mereka berinvestasi di Indonesia, antara lain:
VinFast (Vietnam), Volkswagen (VW) (Jerman), BYD, AION, Maxus, dan Geely (Tiongkok), Citroen (Prancis)
Investasi mereka bukan main-main yakni mencapai Rp 15,4 triliun, diprediksi menghasilkan 281 ribu unit mobil listrik setiap tahun. Ini bukan hanya sinyal positif bagi pasar dalam negeri, tapi juga peluang ekspor yang terbuka lebar.
Produsen mobil listrik yang punya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi--ilustrasi pribadi
Menurut Rosan, kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada pasar domestik yang besar, tapi juga pada sumber daya alamnya.
BACA JUGA:Bupati PALI Asgianto Pastikan Program Ketahanan Pangan Berjalan Baik di Desa Karta Dewa
BACA JUGA:CBR250RR: Dulu Sang Raja, Kini Seperti Dilupakan?
Indonesia adalah rumah bagi cadangan nikel terbesar di dunia, komoditas utama dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Artinya, Indonesia sudah punya bahan baku, dan kini fokusnya adalah membangun ekosistem EV yang terintegrasi dari hulu ke hilir.