PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Dalam upaya memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Selatan kembali melaksanakan layanan pencatatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya Hak Cipta, pada Kamis (08/05/2025).
Pada kesempatan ini, Kanwil Kemenkum Sumsel melayani permohonan pencatatan ciptaan milik Nasuka, S.Pd berupa lima lagu daerah yang termasuk dalam kategori lagu (musik dengan teks).
Kelima lagu tersebut berjudul Banyak Gawe (BG), Nak Kendak Dewek, Besak Uap, Gawak Bekel, dan Wong Getah Basah.
Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Alkana Yudha, menjelaskan bahwa Hak Cipta merupakan salah satu bentuk kekayaan intelektual dengan cakupan perlindungan paling luas.
BACA JUGA:Kinerja Cemerlang! Kemenkum Sumsel Dapat Apresiasi Langsung dari Stafsus Imigrasi
BACA JUGA:613 Mahasiswa UKB Ikuti Yudisium ke-XXII Secara Serentak
Ciptaan yang dilindungi mencakup bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, termasuk juga program komputer.
Ia menambahkan bahwa perkembangan pesat ekonomi kreatif serta teknologi informasi menuntut pembaruan regulasi agar Hak Cipta mampu menjadi fondasi kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan adanya Undang-Undang Hak Cipta yang memadai, perlindungan hukum terhadap karya kreatif akan lebih maksimal dan diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara,” ujar Alkana.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Selatan kembali melaksanakan layanan pencatatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya Hak Cipta, pada Kamis (08/05/2025).--foto/ dok. Kemenkum Sumsel
Senada dengan itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel, Agato PP Simamora, mengajak masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan untuk aktif mendaftarkan karya cipta mereka.
Ia menekankan pentingnya pencatatan hak cipta sebagai langkah untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan atas karya yang memiliki potensi nilai ekonomi di masa depan.
“Setiap karya cipta patut dilindungi agar dapat memberikan jaminan hukum bagi pemiliknya serta berpotensi menjadi aset ekonomi yang bernilai,” ungkap Agato.