Naughty Dog dan Krisis Identitas Pembuat Game: Dari Mahakarya Menuju Kegagalan?

Jumat 21-03-2025,15:09 WIB
Reporter : bagas bratadiwira
Editor : Hanida Syafrina

Contoh lain adalah Dragon Age: The Veilguard, yang gagal karena meninggalkan estetika khas seri sebelumnya dan malah berfokus pada tema modern yang tidak cocok dengan dunia fantasi yang sudah dikenal penggemarnya.

Sebaliknya, game seperti Monster Hunter Wilds justru sukses karena tetap setia pada identitasnya sambil menghadirkan inovasi yang tidak mengorbankan esensi utamanya.

Mereka memahami bahwa memperluas audiens tidak harus berarti mengubah DNA game itu sendiri.

BACA JUGA:Jembatan Desa Kandis Amblas, Dinas PUPR OKI Lakukan Penanganan Darurat

BACA JUGA:Indonesia Lampaui Malaysia dalam Pertumbuhan Kendaraan Listrik

Kesimpulan: Mendengar Pemain atau Kehilangan Mereka?

Industri game seharusnya berfokus pada satu hal utama: menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi para pemain.

Ketika studio mulai lebih peduli pada penyampaian pesan pribadi dibandingkan membuat game yang bisa dinikmati oleh banyak orang, mereka mulai kehilangan daya tariknya.

Naughty Dog bisa saja kembali menjadi studio besar yang dicintai, tetapi hanya jika mereka mau belajar dari kesalahan dan kembali ke akar mereka.

Jika tidak, mereka mungkin akan mengalami nasib yang sama seperti banyak studio lain yang gagal karena terlalu keras kepala untuk mendengarkan suara para pemainnya.

Kategori :