PALTV.CO.ID- Industri film horor Indonesia akan kembali diramaikan dengan kehadiran Samar: Ilmira Nirmala, sebuah film yang mengusung nuansa psikologis dengan pendekatan yang berbeda dari film horor kebanyakan.
Diproduksi oleh Elior Tesla Pictures, film ini disutradarai oleh Renaldo Samsara dan siap tayang di bioskop pada 13 Maret 2025.
Film ini menampilkan deretan bintang ternama, seperti Imelda Therinne, Aurora Ribero, Kevin Julio, Revaldo Fifaldi, dan Runny Rudiyanti.
Dengan karakter yang kuat serta eksplorasi mendalam terhadap psikologi tokoh-tokohnya, Samar: Ilmira Nirmala menghadirkan pengalaman horor yang lebih dari sekadar menakut-nakuti penonton.
BACA JUGA:Poco X7 5G dan X7 Pro 5G Resmi Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:Sigma memperkenalkan kamera digital mirrorless terbaru
Pendekatan Baru dalam Horor
Billy Ching, selaku produser eksekutif dari Elior Tesla Pictures, menegaskan bahwa film ini memiliki konsep yang berbeda dibandingkan dengan film horor Indonesia pada umumnya.
Ia menyebut bahwa pihaknya ingin membawa sesuatu yang lebih segar bagi para pecinta film horor di tanah air.
"Kami bukan hanya ingin menghadirkan cerita horor berdasarkan mitos atau legenda urban, tetapi ingin menawarkan perspektif baru yang lebih dalam, seperti yang telah dilakukan oleh industri perfilman negara lain," ungkap Billy dalam keterangannya kepada media pada Selasa, 25 Februari 2025.
Industri film horor Indonesia akan kembali diramaikan dengan kehadiran Samar-- Foto: Instagram@moviezy.id
Ia juga menambahkan bahwa Elior Tesla Pictures akan terus berfokus pada proyek-proyek film dengan genre misteri, kriminal, dan cerita yang lebih menegangkan serta merangsang pemikiran.
Sutradara Renaldo Samsara turut membagikan pandangannya mengenai film ini. Ia menyatakan bahwa Samar: Ilmira Nirmala tidak hanya menampilkan adegan-adegan horor semata, tetapi juga membawa tema yang relevan dengan kehidupan banyak orang.
"Banyak orang yang menjalani kehidupan tanpa benar-benar merasa terpenuhi secara emosional dan psikologis dalam pekerjaan mereka. Film ini adalah refleksi dari hal tersebut, dikemas dalam balutan drama, fantasi, dan horor," jelasnya.
Menurutnya, horor dalam film ini tidak hanya berasal dari elemen supranatural, tetapi juga dari aspek psikologis yang menyentuh sisi emosional penonton. Ia ingin menghadirkan sebuah pengalaman sinematik yang mampu menggugah emosi, bukan hanya memberikan kejutan atau ketakutan sesaat.