7 Penyebab Mobil Diesel Eropa di Indonesia Jadi Boros

Jumat 24-01-2025,08:58 WIB
Reporter : agung gr
Editor : Hanida Syafrina

PALTV.CO.ID,- Mobil diesel Eropa dikenal karena efisiensi bahan bakarnya yang tinggi, performa tangguh, dan teknologi canggih.

Namun, di Indonesia, banyak pengguna mengeluhkan konsumsi bahan bakar mobil diesel Eropa yang dianggap lebih boros dibandingkan klaim produsen. Berikut adalah tujuh penyebab utama masalah tersebut:

1. Kualitas Solar di Indonesia

Salah satu faktor terbesar adalah kualitas bahan bakar diesel di Indonesia. Banyak mobil diesel Eropa dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi Euro 4 atau lebih tinggi.

BACA JUGA:Galaxy S25 Ultra: Menjajal Smartphone Masa Depan dengan Integrasi AI Mendalam

BACA JUGA:Review Lengkap Redmi Note 13 Pro: Perpaduan Performa dan Desain Menarik di Kelas Menengah

Namun, tidak semua pompa bensin di Indonesia menyediakan solar berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar tersebut. Solar berkualitas rendah mengandung sulfur tinggi yang dapat menyebabkan efisiensi mesin menurun dan konsumsi bahan bakar meningkat.

2. Kondisi Lalu Lintas yang Padat

Mobil diesel Eropa dirancang untuk berkendara di jalan raya yang mulus dengan kecepatan stabil. Namun, di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, lalu lintas yang padat membuat mobil lebih sering berada dalam kondisi stop-and-go.

Hal ini memaksa mesin bekerja lebih keras dan membakar lebih banyak bahan bakar dibandingkan saat berkendara dalam kecepatan konstan di jalan bebas hambatan.

BACA JUGA:Kenapa Mitsubishi X-Pander Gagal Menjadi Avanza Killer

BACA JUGA:Upacara dan Tabur Bunga Peringati Hari Bhakti Imigrasi ke-75

3. Perawatan yang Tidak Optimal

Mobil diesel Eropa membutuhkan perawatan rutin dengan suku cadang asli dan spesifikasi yang sesuai. Beberapa pemilik mungkin memilih untuk menggunakan oli atau filter yang lebih murah, yang tidak memenuhi standar pabrikan.

Akibatnya, efisiensi bahan bakar dapat menurun karena mesin tidak bekerja secara optimal. Selain itu, penumpukan karbon di injektor bahan bakar dan EGR (Exhaust Gas Recirculation) juga dapat memengaruhi konsumsi solar.

Kategori :