PALTV.CO.ID,- Dalam beberapa tahun terakhir, mobil buatan Cina semakin menunjukkan taringnya di pasar otomotif global, termasuk Indonesia.
Awalnya mobil Cina dikenal memiliki stigma negatif terkait kualitas.
Namun, saat ini citra tersebut telah berubah drastis. Mobil-mobil Cina kini dikenal memiliki desain yang menarik, fitur yang melimpah, dan harga yang kompetitif. Apakah keberhasilan mobil Cina ini menandakan mobil Jepang menjadi terlalu mahal atau overprice?
Transformasi Citra Mobil Cina
BACA JUGA:Tips Bijak Beli Kendaraan Listrik Bekas, Jangan Asal Tergiur!
BACA JUGA:Jelang Play Off Degradasi, Sriwijaya FC Akan Rekrut Satu Pemain Asing
Mobil Cina dahulu sering dianggap sebagai produk dengan kualitas rendah. Namun, kini stigma tersebut telah berubah. Dengan desain yang modern, teknologi mutakhir, serta fitur-fitur canggih, mobil Cina mulai mendapatkan tempat di hati konsumen.
Beberapa model seperti Wuling Alvez, MG ZS, dan Chery Omoda 5 berhasil menarik perhatian dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan mobil Jepang di kelas yang sama.
Misalnya, SUV kompak dari Jepang seperti Honda HR-V atau Toyota Yaris Cross dijual mulai dari Rp350 juta, sementara mobil Cina serupa dibanderol mulai dari Rp300 juta, bahkan ada yang mulai dari Rp200 juta.
Efisiensi Produksi dan Rantai Pasok
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Segera Umumkan Nama PLT Kadisnakertrans
BACA JUGA:Nintendo Switch 2 vs Kompetitor: Siapakah Raja Konsol Handheld 2025?
Salah satu faktor utama yang membuat mobil Cina lebih murah adalah efisiensi rantai pasok. Banyak komponen seperti baterai untuk kendaraan listrik, chip elektronik, hingga head unit diproduksi massal di Cina dengan biaya rendah.
Awalnya mobil Cina dikenal memiliki stigma negatif terkait kualitas.--youtube fuse box moto
Sebaliknya, mobil Jepang cenderung menggunakan komponen dari pihak ketiga yang harganya lebih mahal. Misalnya, beberapa model mobil Jepang menggunakan speaker dari Yamaha atau head unit dari Kenwood, yang secara otomatis meningkatkan biaya produksi.