MX King adalah simbol keberhasilan Yamaha di masa lalu dan tampaknya, Yamaha ingin mempertahankan warisan tersebut.
Dengan mempertahankan MX King, Yamaha menunjukkan bahwa mereka tetap dapat menjangkau berbagai segmen pasar.
Menurut beberapa pengamat otomotif, Yamaha tidak hanya ingin bermain di segmen motor matic, tetapi juga ingin mempertahankan eksistensinya di segmen motor bebek sport.
Hal ini juga dapat dilihat sebagai strategi diversifikasi produk yang memungkinkan Yamaha menjangkau konsumen dengan berbagai preferensi.
BACA JUGA:Transformasi Pajak Kendaraan 2025 bagi Kendaraan Ramah Lingkungan di Indonesia
BACA JUGA:7 Manfaat Nitrogen untuk Ban yang Pasti Tidak Diketahui
Mengapa MX King Tetap Dipertahankan?
Meskipun pasar motor bebek terus menyusut, Yamaha memahami bahwa masih ada kelompok konsumen setia yang mencari sensasi berkendara dengan transmisi manual dan harga terjangkau.
Konsumen ini biasanya adalah penggemar otomotif yang mencari performa tinggi dan desain sporty.
Di beberapa daerah, motor bebek sport seperti MX King masih memiliki basis penggemar yang cukup
loyal, terutama di kalangan anak muda. Bagi mereka, MX King bukan hanya sekedar kendaraan, tetapi simbol gaya hidup dan identitas.
Selain itu, Yamaha juga memanfaatkan skala ekonomi dengan tetap memproduksi MX King untuk pasar global.
Motor ini tidak hanya dijual di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina dengan nama Exciter. Di negara-negara tersebut, motor bebek sport masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Tantangan dan Masa Depan MX King
Meski demikian, mempertahankan MX King bukan tanpa tantangan. Dengan semakin mengecilnya pasar motor bebek, biaya produksi MX King bisa menjadi kendala tersendiri.
Yamaha harus memastikan bahwa produksi motor ini tetap efisien dan menguntungkan. Meskipun pasar ekspor menjanjikan, permintaan motor bebek sport tetap tidak akan sebesar motor matic.