Komentar seperti “Ini lebih mirip ingus daripada air mata,” hingga “Apa pelajar sekarang tertarik pada tren tidak masuk akal seperti ini?” mendominasi diskusi di media sosial.
BACA JUGA:Nikmati Momen Libur Dengan Suasana Asri Hutan Pinus
BACA JUGA:Menapaki Jejak Balap Formula 1! Sejarah, Regulasi dan Teknologi yang Digunakan
Selain kritik estetika, penggunaan lem panas pada kulit juga menjadi perhatian. Produsen lem panas telah memperingatkan bahwa produk ini dirancang untuk keperluan kerajinan tangan, bukan untuk aplikasi langsung pada tubuh manusia.
Bahan kimia dalam lem dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi. Hal ini menjadi pengingat bahwa eksperimen kosmetik yang tidak sesuai standar keamanan dapat membahayakan kesehatan.
Meski banyak kritik, tidak bisa disangkal bahwa tren ini menunjukkan kreativitas remaja Jepang dalam menciptakan gaya baru.
Dengan menggunakan bahan yang tidak konvensional, mereka berhasil menciptakan sesuatu yang menarik perhatian publik.
BACA JUGA:Mengapa Sepeda Listrik Bisa Meledak? Temukan Penyebab dan Cara Pencegahannya!
BACA JUGA:Trailer Superman Terbaru Ungkap Lebih Banyak Detail Supervillain DC
Tren ini juga menjadi simbol bagaimana budaya remaja di Jepang sering kali melahirkan ide-ide orisinal yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Namun, penting bagi para pelaku tren ini untuk mempertimbangkan keamanan dalam bereksperimen.
Penggunaan bahan yang tidak aman bisa menimbulkan efek jangka panjang yang berbahaya, sehingga panduan dari ahli dermatologi atau kosmetik seharusnya menjadi pertimbangan utama.
Tren “3D teardrop makeup” mencerminkan fenomena budaya di kalangan remaja Jepang yang senang mengeksplorasi hal-hal baru.
BACA JUGA:Sriwijaya FC Ditinggalkan Oleh Kapten, Siapakah Dia Berikut Sosoknya!
BACA JUGA:Sriwijaya FC 13 Pemain Hengkang Menjelang Laga Melawan FC Bekasi City pada Sabtu, 4 Januari 2025
Namun, seperti tren lainnya, gaya ini juga membawa risiko dan kontroversi. Sebagai masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya keamanan produk kecantikan, warganet diharapkan lebih kritis dan berhati-hati dalam mengikuti tren viral.