MUARA ENIM, PALTV.CO.ID- Sumatera Selatan yang terdiri dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda-beda namun memiliki satu kesenian beladiri yang serumpun, yakitu kuntau.
Kuntau sendiri dikenal sebagai jenis seni olahtubuh yang di miliki leluhur hingga berjaya di masa Kesultanan Palembang.
Mengingat beladiri kuntau adalah warisan budaya, Kota Wisata (KOWIS) Tanjung Enim, Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim telah menggelar Seminar Silat Kuntau Semende di pelataran Museum Batubara Tanjung Enim.
Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membedah sejarah beladiri kuntau Semende yang sudah mulai memudar di keseharian masyarakat Muara Enim.
BACA JUGA:White Tomato: Jarang Digunakan, Padahal Ampuh Untuk Kesehatan Kulit
BACA JUGA:Milk Bun: Kenikmatan Roti Lembut dengan Sentuhan Susu
Dengan mendatangkan narasumber Sejarawan dan praktisi kuntau, beladiri kuntau di bedah bersama para pesilat dari 10 perguruan pencak silat yang ada di wilayah kecamatan Lawang Kidul.
Dalam sambutannya Sekretaris Kowis PTBA Dwi Handayani mengatakan selain mengelar seminar acara ini di gelar agar perguruan pencak silat yang ada di Kecamatan Lawang kidul dan beberapa dari muara
Enim dapat bersilaturahmi menggankat budaya dan seni khususnya seni beladiri silat semnde atau kuntau Semende. Kegiatan ini juga dalam rangka peringatan Hari Pencak Silat Nasional.
"Acara ini pertama kali di adakan di Tanjung Enim, semoga memberikan inspirasi agar kesenian dan kebudayaan Pencak Silat dan Kuntau Semende dapat Exist dan terus berkembang," ucap Dwi Handayani.
Sejumlah pesilat muda dari berbagai perguruan mengikutinya gerakan kuntau.-Foto/mardiansyah-PALTV
Dalam penjelasannya sebagai narasumber Dr Dedi Irwanto menjelaskan sejarah Kuntau yang ada di wilayah Sumatera Selatan.
Sebagai besar sejarahwan menyebutkan kuntau sendiri mulai berkembang di dataran cina yang kemudian berkembang ke suku Melayu yang ada di Indonesia.
Hingga di wilayah Sumsel kuntau berkembang pesat dengan mewariskan olahtubuh kuntau kepada anak-anak di masa itu.
Dalam perjalanannya kuntau yang ada di Sumsel berkembang bersama agama Islam hingga beladiri kuntau besar di pengaruhi tarikad samania.