Pasca Jatuhnya Presiden Suriah, Mungkinkan Suriah Tidak Dianggap Teroris Lagi?.

Rabu 11-12-2024,07:24 WIB
Reporter : johanes
Editor : Hanida Syafrina

Keputusan untuk menghapus HTS dari daftar teroris dianggap penuh tantangan. Pada 2013, AS menetapkan Julani sebagai teroris dengan tuduhan mendukung serangan bunuh diri dan menerapkan hukum syariah Islam yang keras.

BACA JUGA:Sinergi Pemberdayaan Warga Binaan, KAI Divre III Palembang Gelar Bantuan TJSL di LPP Palembang

BACA JUGA:Cara Efektif Menghindari Mobil Matik Mogok di Tengah Banjir

Namun, Julani telah membantah tuduhan tersebut, menyebut bahwa dirinya menentang pembunuhan warga sipil.

Masa Depan yang Tidak Pasti

Penggulingan Assad menandai berakhirnya era panjang pemerintahan keluarga Assad yang berlangsung lebih dari lima dekade. Namun, transisi menuju masa depan yang lebih stabil di Suriah masih penuh dengan ketidakpastian. 

HTS menghadapi tantangan besar untuk membuktikan komitmennya terhadap reformasi politik dan perlindungan hak-hak warga sipil. Selain itu, masyarakat internasional, termasuk Uni Eropa dan AS, harus mempertimbangkan risiko integrasi kelompok ini ke dalam komunitas global.

BACA JUGA:Lenovo ThinkPad T14s Gen 6: Laptop AI Bertenaga AMD Ryzen untuk Solusi Komputasi Cerdas

BACA JUGA:Cara Efektif Menghindari Mobil Matik Mogok di Tengah Banjir

Situasi ini juga membuka peluang bagi kekuatan regional seperti Turki dan negara-negara Arab untuk memainkan peran lebih besar di Suriah.

Namun, stabilitas di kawasan Timur Tengah masih akan sangat bergantung pada kemampuan rezim baru untuk membangun kepercayaan dengan masyarakat dan komunitas internasional.

Langkah AS dan Inggris untuk mempertimbangkan penghapusan HTS dari daftar organisasi teroris mencerminkan kompleksitas situasi di Suriah pasca-Assad.

Sementara keputusan ini dapat membuka jalan bagi diplomasi yang lebih luas, komunitas internasional harus tetap waspada terhadap risiko keamanan dan tantangan kemanusiaan yang masih membayangi negara tersebut.

Kategori :