PALTV.CO.ID,- Amerika Serikat dan Inggris tengah mempertimbangkan langkah untuk menghapus kelompok pemberontak Suriah dari daftar organisasi teroris.
Upaya ini terkait dengan situasi terbaru setelah jatuhnya Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang menandai perubahan besar dalam lanskap politik di negara tersebut.
Salah satu fokus utama adalah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin penggulingan Assad. HTS sebelumnya dikenal sebagai cabang Al Qaeda di Suriah, namun memutus hubungan dengan organisasi itu pada 2016.
Meski begitu, AS dan Inggris selama ini memasukkan HTS ke dalam daftar hitam organisasi teroris, dengan AS bahkan menawarkan hadiah sebesar 10 juta dolar AS untuk menangkap pemimpinnya, **Abu Mohammad al-Julani**.
BACA JUGA: Beli Coklat Dubai Melalui Online, Wanita di Palembang Tertipu Hingga Rp 50 Juta
BACA JUGA:Kata 'POV' Lagi Viral di Medsos! Yuk, Pahami Artinya Biar Nggak Salah Kaprah!
Pertimbangan Inggris dan AS
Pada Senin, 9 Desember 2024, pemerintah Inggris mengisyaratkan bahwa keputusan terkait status HTS akan segera dibuat.
Matt McFadden, Menteri Keamanan Nasional Inggris, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi apakah akan mencabut status teroris dari HTS.
Pernyataan serupa datang dari Uni Eropa. Meskipun saat ini Uni Eropa belum memiliki hubungan langsung dengan HTS, mereka menyatakan akan mengevaluasi tindakan dan komitmen kelompok tersebut sebelum membuat keputusan mengenai pencabutan sanksi.
BACA JUGA:FGD Penanganan Gangguan Trantibumlinmas oleh Satpol PP Sumsel
BACA JUGA:Bos Tambang Batubara Ilegal Bobi Candra di Pelimpahkan ke Kejari Muara Enim
Sementara itu, di Washington, Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Komunikasi Strategis, John Kirby, mengungkapkan bahwa pemerintah AS sedang mencari cara untuk membuka jalur komunikasi dengan kelompok-kelompok yang kini menguasai Damaskus.
Namun, ia menegaskan bahwa setiap keputusan akan didasarkan pada tindakan nyata di lapangan.
Perubahan Status dan Risiko