Transformasi Regional
BACA JUGA:Pemkot Palembang Gelar Rapat Koordinasi untuk Pelantikan Walikota Terpilih
BACA JUGA:Malam Ini Timnas Indonesia vs Myanmar : Shin Tae-yong Sebut Pertandingan Ini Bakal Jadi Laga Berat
Kemenangan para pemberontak, yang dipimpin oleh aliansi milisi seperti Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menjadi momen bersejarah bagi kawasan Timur Tengah.
Konflik yang menewaskan ratusan ribu orang dan memaksa jutaan penduduk mengungsi ini akhirnya menemui titik akhir.
Kini, para pengungsi Suriah di negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, dan Yordania memiliki peluang untuk kembali ke rumah mereka yang telah lama ditinggalkan.
Kejatuhan Assad juga berdampak besar pada peta kekuatan geopolitik kawasan. Iran dan Rusia kehilangan salah satu sekutu utama mereka di wilayah tersebut. Sebaliknya, Turki semakin menguatkan posisinya, sementara Israel mengklaim peristiwa ini sebagai pukulan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran.
BACA JUGA:Chenco Gyelthsen Tinggalkan Sriwijaya FC, Kini Gabung PSKC Cimahi!
BACA JUGA:Alasan Paket Kamera Galaxy S25 Ultra Disebut Lebih Oke Dari IPhone16Pro Max 5
Tantangan dan Harapan Baru
Meski demikian, tantangan besar masih membayangi masa depan Suriah. Dunia Arab menghadapi dilema dalam mengintegrasikan kembali Suriah ke dalam komunitas regional.
Selain itu, mereka juga harus menangani ancaman militan yang mendukung pemberontakan anti-Assad, termasuk risiko kebangkitan ISIS.
HTS, yang masih dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh PBB, telah berupaya memperbaiki citranya. Pemimpin mereka, Ahmed al-Sharaa atau yang lebih dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani, berkomitmen untuk membangun kembali Suriah.
BACA JUGA:Mobil Listrik Level Premium: Intip Model Futuristis ION V
BACA JUGA:Pemkot Palembang Gelar Rapat Koordinasi untuk Pelantikan Walikota Terpilih
Ia menyatakan bahwa kemenangan ini adalah awal dari "sejarah baru" yang akan menjadikan Suriah sebagai teladan bagi dunia Islam.